Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/10/2023, 09:05 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Cacar monyet adalah infeksi virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis), seperti monyet dan hewat pengerat.

Virus monkeypox dari monyet atau hewat pengerat bisa menyebar melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit hewan yang terinfeksi, dan mengonsumsi daging hewan liar.

Baca juga: 6 Cara Penularan Cacar Monyet yang Perlu Diwaspadai

Sementara itu, penularan cacar monyet antar manusia terjadi akibat hubungan seks berisiko dan kontak fisik erat dengan penderita. 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit ini, simak penjelasan tentan fakta cacar monyet berikut.

Fakta tentang cacar monyet

Berikut beberapa fakta tentang cacar monyet yang perlu Anda ketahui:

  • Cacar monyet bukan penyakit baru

Meski kasusnya baru saja ditemukan di beberapa negara, termasuk Indonesia, cacar monyet bukanlah penyakit baru layaknya Covid-19.

Dilansir dari Healthline, dr. Bayo Curry-Winchell, direktur klinis di Carbon Health, menyatakan para ilmuwan menemukan virus monkeypox pada tahun 1958 pada sebuah penelitian di Denmark.

Sementara itu, kasus cacar monyet pada manusia pertama kali ditemukan pada 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Sementara di Indonesia, kasus cacar monyet sudah ada sejak 7 tahun terakhir.

Baca juga: Apakah Penderita Cacar Monyet Perlu Obat Antivirus? Begini Kata Dokter

  • Cacar monyet ditandai dengan demam dan muncul lesi

Ketika seseorang tertular cacar monyet, maka akan timbul beberapa gejala seperti demam atau kenaikan suhu tubuh hingga 38 derajat celsius atau lebih.

Demam juga sering disertai dengan sakit kepala hebat, nyeri otot, dan tubuh merasa kelelahan.

Gejala cacar monyet lainnya yaitu muncul ruam atau lesi pada kulit.

Ruam biasanya diawali dengan bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau menjadi keropeng lalu rontok.

  • Cacar monyet pada manusia menyebar melalui kontak fisik dan hubungan seksual berisiko

Penyebaran cacar monyet terjadi karena kontak fisik seperti bersentuhan, berjabat tangan, berpelukan, dan berciuman.

Orang yang tidak sengaja terkena cairan air liur, dahak, atau droplets lain dari penderita juga berisiko tertular cacar monyet.

Hubungan seksual berisiko dengan penderita monkeypox juga bisa menjadi celah penularan cacar monyet.

Baca juga: 6 Cara Pencegahan Cacar Monyet Menurut Kemenkes

  • Cacar monyet bukan penyakit menular seksual

Penularan cacar monyet bisa terjadi akibat hubungan intim. Meski demikian, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa cacar monyet bukan penyakit menular seksual.

Hal itu karena penyakin ini tidak hanya menyebar akibat berhubungan intim dengan penderita. Namun, penularannya juga bisa terjadi karena kontak fisik atau menyentuh benda milik penderita.

  • Cacar monyet tidak selalu mengancam jiwa

Cacar monyet umumnya dapat disembuhkan dan tidak selalu mengancam jiwa atau menyebabkan kematian.

Akan tetapi, infeksi virus ini dapat mengakibatkan komplikasi seperti infeksi kulit dan radang paru-paru atau pneumonia.

  • Pasien cacar monyet tidak selalu memerlukan obat antivirus

Hanya penderita cacar monyet dalam kondisi berat yang perlu mendapatkan obat antivirus.

Penderita cacar monyet dianggap dalam kondisi berat jika terdapat lebih dari 100 lesi di kulitnya atau mengalami gejala lain, seperti mual, muntah, dan demam tinggi.

Penderita lain yang juga dapat diberikan antivirus adalah mereka yang lokasi lesinya berada di tempat rentan, seperti di sekitar mata yang dapat menimbulkan kebutaan dan di tenggorokan yang bisa menutup jalan napas.

Selain fakta tentang cacar monyet di atas, Anda juga perlu mengetahui bahwa penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi.

Baca juga: Apakah Cacar Monyet Bisa Sembuh Sendiri? Ini Jawaban Ahli

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai memberikan vaksinasi cacar monyet (monkeypox) pada Selasa (24/10/2023).

Dikutip dari laman Kompas.com (27/10/2023), kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, vaksin tidak diberikan pada seluruh populasi umum.

Untuk saat ini vaksin cacar monyet diberikan kepada kelompok orang paling berisiko.

Adapun yang ia maksud sebagai kelompok paling berisiko adalah seseorang yang memiliki riwayat kontak dengan penderita cacar monyet, serta kelompok orang dengan HIV (ODHIV).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau