KOMPAS.com - Orang yang tertular penyakit cacar monyet umumnya mengeluhkan kondisi medis seperti demam, nyeri otot, kelelahan, hingga muncul ruam yang melepuh.
Kondisi tersebut tentunya menyebabkan ketidaknyamanan. Akan tetapi, rupanya tidak semua pasien memerlukan obat antivirus untuk mengobati cacar monyet.
Baca juga: Kemenkes: Kasus Cacar Monyet di Indonesia Naik karena Seks Berisiko
Untuk mengetahui lebih lanjut apakah penderita cacar monyet perlu obat antivirus, simak penjelasan dokter berikut.
Apabila sudah terjangkit cacar monyet, penderita bisa mendapatkan antivirus untuk meredakan gejala yang mereka alami.
Namun menurut Dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropis dan infeksi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Robert Sinto SpPD, K-PTI, obat antivirus cacar monyet perlu diberikan dalam kondisi yang parah.
Penderita cacar monyet dianggap dalam kondisi berat dan dapat diberikan antivirus apabila pada tubuhnya terdapat lebih dari 100 luka lesi atau mengalami gejala lain, seperti mual, muntah, atau demam tinggi.
Penderita lain yang juga dapat diberikan antivirus adalah mereka yang lokasi lesinya berada di tempat rentan, seperti di sekitar mata yang dapat menimbulkan kebutaan dan di tenggorokan yang bisa menutup jalan napas.
"Jadi, hanya sekelompok kecil pasien yang memang terindikasi mendapatkan antivirus, yaitu kelompok yang memang punya risiko progresi untuk menjadi berat atau pasien yang sudah dalam kondisi berat," kata Robert dikutip dari Antara, Jumat (27/10/2023).
Sementara itu, obat antivirus tidak perlu diberikan kepada penderita cacar monyet (monkeypox) dengan kondisi stabil.
Baca juga: 5 Perbedaan Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak menurut Dokter
Salah satu cara mencegah penularan cacar monyet yaitu dengan vaksinasi. Vaksinasi sangat efektif untuk menangkal penyakit cacar monyet meski tidak 100 persen.
Sejauh ini, ada dua jenis vaksin yaitu JYNNEOS atau Imvanex dan ACAM2000 untuk mencegah penularan cacar monyet.
Kedua vaksin tersebut telah disetujui oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sebagai langkah pencegahan cacar monyet.
Saat ini di Indonesia, vaksin cacar monyet baru diberikan kepada kelompok paling berisiko yaitu yang memiliki riwayat kontak dengan penderita monkeypox dan orang dengan HIV (ODHIV).
Selain vaksinasi, pencegah cacar monyet yang dapat dilakukan yaitu membiasakan hidup bersih dan sehat, serta menghindari kontak erat dengan penderita cacar monyet.
Tidak semua penderita cacar monyet perlu obat antivirus. Akan tetapi, orang yang tertular monkeypox sebaiknya segera periksa ke fasyankes terdekat dan mendapat perawatan medis yang sesuai.
Baca juga: Bagaimana Efektivitas Vaksin Cacar Monyet? Begini Penjelasan Dokter