KOMPAS.com - Dalam penanganan stroke, waktu sangatlah berharga. Semakin cepat pasien dibawa ke rumah sakit setelah terjadinya serangan stroke, makin besar peluang pemulihannya.
Pada kasus stroke karena penyumbatan pembuluh darah (ischemic stroke) terdapat istilah "time is brain" dan "golden hour". Istilah ini merujuk pada penanganan stroke secepat mungkin atau tak lebih dari 4,5 jam dari saat mulai timbul gejala stroke.
Pada saat kejadian stroke dalam satu menit sekitar 1,9 juta sel saraf akan mengalami kerusakan.
Ia menjelaskan, pengobatan terbaik untuk stroke akibat sumbatan adalah trombolisis, yaitu obat untuk melarutkan gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah di otak.
Baca juga: Mengenal Silent Stroke dan Bahayanya, Kondisi di Mana Stroke Terjadi Tanpa Gejala
"Dengan kembalinya aliran darah otak akan mengurangi kerusakan pada jaringan otak," paparnya.
Sedangkan untuk kasus stroke perdarahan (hemorrahagic stroke) yang terjadi karena pecahnya pembuluh darah di otak, pengobatannya adalah untuk menghentikan perdarahan dan mencegah bertambahnya perdarahan.
“Setiap pasien stroke membutuhkan penanganan obat yang berbeda-beda tergantung pada kondisi dan faktor-faktor individu. Oleh karenanya, penting untuk segera mendapatkan penanganan medis yang tepat dan berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan pengobatan yang tepat saat mengalami gejala stroke,” ujar dr. Peter.
Penanganan awal pasien stroke di ruangan emergency meliputi stabilisasi kondisi pasien.
Perlu dilakukan diagnostik seperti CT-Scan kepala atau MRI kepala untuk membedakan apakah pasien mengalami stroke perdarahan atau stroke penyumbatan.
Tak hanya itu, dokter juga perlu mengevaluasi faktor resiko stroke, seperti hipertensi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, merokok, atau gangguan irama jantung.
Baca juga: Cegah Cacat akibat Stroke, Ketahui Golden Period Penanganan
Mengenal gejala stroke
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar, prevalensi kasus stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis meningkat dari 7,0 kasus per 1.000 penduduk pada 2013 menjadi 10,9 kasus per 1.000 penduduk pada 2018.
Oleh karena itu masyarakat perlu mengenali gejala-gejala stroke sehingga bisa segera mencari pertolongan medis.
Gejala tersebut umumnya berupa gangguan fungsi otak, antara lain separuh badan yang lumpuh atau kebas dan baal, adanya rasa kesemutan di separuh badan, terjadi gangguan keseimbangan, serta terjadi gangguan penglihatan. Gejala lain adalah mendadak bicara pelo atau cadel.
Menurut dr.Peter, dalam upaya menangani stroke secara komperhensif, RS Siloam TB Simatupang menerapkan protokol penanganan stroke yang dimulai di tahun 2019.
Melalui protokol tersebut, RS Siloam TB Simatupang telah mendapatkan penghargaan ANGELS Award (Acute Networks Striving For Excellence in Stroke) yang didukung oleh World Stroke Organization (WSO) sebagai wujud keseriusan RS Siloam TB Simatupang dalam penanganan pasien-pasien stroke.
Baca juga: Perbedaan Stroke Ringan dan Stroke yang Perlu Diketahui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.