KOMPAS.com - Penelitian menunjukkan, otak yang mendapatkan istirahat cukup membantu kita lebih fokus dan kreatif. Sayangnya, banyak orang tidak tahu cara melakukannya.
Ketika kita ingin "istirahat" yang kita lakukan adalah tidur malam atau siang, berbaring di sofa sambil menonton tv, serta berselancar di media sosial.
Padahal, kegiatan pasif secara fisik tersebut sebenarnya bukanlah istirahat. Para ahli menyebut, istirahat yang sejati adalah memberikan otak jeda yang memulihkan sehingga organ ini dapat berfungsi secara optimal.
Walau tidur cukup dan nyenyak sangat penting untuk kesehatan otak, tetapi ada berbagai bentuk istirahat yang melibatkan aktivitas, bukan cuma tidur-tiduran.
"Jenis istirahat yang paling menyegarkan, yaitu kegiatan yang bisa mengisi ulang baterai fisik dan mental kita paling efektif, adalah hal-hal yang bersifat aktif daripada pasif," kata Alex Soojung-Kim Pang, penulis buku "Rest: Why You Get More Done When You Work Less," katanya.
Ia mencontohkan kegiatan seperti berjalan kaki, hiking, atau olahraga.
"Aktivitas ini akan memberi kita lebih banyak energi dan membuat kita merasa segar secara mental," ujarnya.
Baca juga: Membongkar Mitos Beda Otak Kanan dan Kiri
Anjuran untuk mengambil jeda dan beristirahat ditopang oleh berbagai penelitian.
Ketika para peneliti mulai memetakan aktivitas otak, mereka terkejut mengetahui bahwa otak yang sedang istirahat masih merupakan otak yang aktif.
Saat kita mengalihkan perhatian dari fokus konsentrasi pada tugas ke sesuatu yang membutuhkan fokus mental yang lebih rendah (seperti melamun atau introspeksi), "default mode network" (DMN) otak kita menjadi lebih aktif.
Baca juga: Penyebab Asam Lambung Naik Karena Stres dan Cara Mengatasinya
DMN dipercaya berpengaruh besar pada berbagai fungsi kognitif, termasuk pola pikir kreatif.
Namun, manusia modern cenderung memiliki aktivitas dan pekerjaan yang menuntut fokus dan perhatian terus-menerus. Kita baru beristirahat di malam hari.
Kabar baiknya, kita bisa berlatih untuk mengistirahatkan otak dengan melakukan beberapa kegiatan berikut:
- Fokus pada istirahat aktif
Istirahat aktif berarti lepas dari fokus pada tugas pekerjaan atau sekolah, dan melakukan olahraga ringan. Walau olahraga mungkin membuat badan lelah, tapi bagi otak hal ini adalah istirahat.
- Melakukan hobi
Mengalihkan perhatian ke hobi, misalnya melukis, bernyanyi, atau memancing, juga termasuk dalam bentuk istirahat.
- Ambil jeda kecil
Saat kita mengambil jeda, pikiran akan disetel ulang, ide-ide mulai muncul, dan kita kembali lebih berenergi dan kreatif. Kita juga bisa melakukan latihan napas dalam saat jeda.
Baca juga: Seberapa Sering Liburan yang Ideal untuk Kesehatan? Ini Penjelasannya
- Istirahat dari gadget
Matikan laptop dan jauhkan ponsel untuk memberikan kita jeda. Hal ini sangat membantu otak beristirahat. Sebab, setiap kali muncul notifikasi dari gadget, otak akan terinterupsi.
- Liburan rutin
Melakukan liburan panjang tapi setahun sekali ternyata mendatangkan manfaat lebih kecil dibanding liburan dalam durasi lebih pendek tapi rutin. Misalnya setiap 3 bulan sekali, jika memungkinkan.
- Lacak kembali waktu
Banyak orang yang tidak sadar apa saja kegiatan mereka yang menghabiskan waktu. Saat kita menyadari apa saja yang sudah kita lakukan, kita akan lebih mudah menyusun prioritas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.