Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tanda Penyakit Langka pada Anak yang Harus Diwaspadai Orangtua

Kompas.com - 11/03/2024, 09:00 WIB
Khairina

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com-Gejala penyakit langka pada anak sangat banyak sehingga tanda-tanda tersebut dapat terlewatkan oleh tenaga medis.

Seperti ditulis Antara, Minggu (10/3/2024), dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr Cut Nurul Hafifah mengatakan, ada sejumlah pertanda yang paling patut diperhatikan orangtua dan bila perlu, dicurigai sebagai pertanda penyakit langka.

Yang pertama, kata Cut, adalah kalau anaknya lahir normal, namun semakin lama kondisinya semakin menurun.

"Yang kedua, gejalanya susah dikendalikan. Contoh, kejang. Sudah pakai 2 obat, enggak baik-baik. Mungkin ini penyakit langka," kata dokter itu.

Baca juga: Deteksi Dini Bantu Pengidap Penyakit Langka Hidup Normal

Yang ketiga, kata Cut, adalah adanya hubungan saudara di antara kedua orangtua anak tersebut. Misalnya, bapak dan ibunya memiliki buyut atau kakek yang sama. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit genetik.

Adapun yang keempat, kata Cut, adalah riwayat keluarga di mana satu anggotanya meninggal tanpa diketahui penyebab pastinya.

Dia menuturkan, penyebabnya perlu segera dicari tahu, karena bisa jadi mereka meninggal karena penyakit langka yang dapat membahayakan gen.

Dokter itu menyebut bahwa terdapat sejumlah tipe gejala, yaitu asimptomatik, di mana gejalanya belum ada, kemudian presimptomatik, di mana gejala sudah mulai tampak namun tidak terlalu jelas, dan simptomatik, di mana gejala-gejalanya sudah terlihat.

Pada gejala asimptomatik, katanya, skrining pada bayi yang baru lahir diperlukan guna melihat kelainan, misalnya pada enzim, kromosom, DNA, atau gen anak.

Baca juga: China Catat Ada 780.000 Kasus Penyakit Langka Sejak 2019

Cut juga menyebut bahwa sejumlah gejala penyakit langka menyerupai gejala penyakit lain, contohnya, masalah berat badan seperti yang umum dialami pasien tuberkulosis. Padahal, si anak tidak punya TBC.

"Lemas, keterlambatan perkembangan. Banyak kan yang seperti itu ya. Muntah berulang, sesak, kuning, koma, pendarahan sulit berhenti," katanya.

Dia menambahkan, ada juga gejala yang dapat terlihat oleh dokter kandungan pada saat bayi masih di perut, misalnya celah pada bibir.

Pada kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa penanganan penyakit langka masih memiliki sejumlah tantangan, seperti tingginya kans misdiagnosis pada pasien dan perlunya waktu bertahun-tahun hingga kepastian tentang penyakitnya ada.

"Ketemu 15 dokter dulu belum tentu ketemu sakitnya. Jadi, mesti cari orang yang tepat, yang sudah terbiasa," katanya.

Menurutnya, dokter-dokter di masa kini juga perlu diberikan edukasi mengenai penyakit langka, sehingga tidak hanya orangtua pasien saja yang mengetahui tentang kondisi itu.

Saat ini, katanya, terdapat 10 ribu penyakit langka, dan ada kemungkinan 5 tahun lagi jumlah penyakit langka ada 15 ribu. Hal tersebut adalah karena ilmu pengetahuan senantiasa berkembang, dan penyakit langka lainnya ditemukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau