Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Saring Informasi di Media Sosial Agar Sehat Mental

Kompas.com - 11/10/2024, 22:25 WIB
Khairina

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menekankan pentingnya masyarakat untuk memiliki literasi dan menyaring informasi di media sosial agar kesehatan mental tetap terjaga.

"Menurut saya sekarang kita itu terlalu banyak informasi. Kita justru perlu literasi dan menyaring informasi mana yang perlu kita dapatkan, karena ada bermacam-macam di media sosial," kata Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi, Jumat (11/10/2024) seperti ditulis Antara.

Imran mengatakan, media sosial diidentifikasi sebagai salah satu pemicu masalah kesehatan mental.

Menurut dia, tidak sedikit masyarakat mengalami stres akibat gaya hidup mewah atau prestasi yang sering dipamerkan di media sosial.

Baca juga: 4 Cara Jaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja Menurut Kemenkes

Padahal, tidak semua yang ada di media sosial tersebut merupakan fakta atau realita, sehingga masyarakat perlu literasi dan melakukan verifikasi terhadap kondisi sosial yang ada.

Selain itu, pemicu masalah kesehatan mental lainnya adalah faktor finansial masyarakat pada umumnya yang dinilai semakin menurun.

Oleh karena itu, ia turut mengimbau agar masyarakat agar tidak membandingkan kondisi keuangan atau kesejahteraan dengan orang lain.

"Orang gampang terpicu dengan prestasi orang lain, begitu kan. Jadi hal-hal seperti ini, saya kira literasi untuk menyaring informasi itu menjadi penting, sehingga kita tidak stres dan sehat secara mental," ujarnya.

Baca juga: Kesehatan Mental Itu Penting, Kenapa? Ini Ulasannya...

Lebih lanjut Imran menyampaikan, Kemenkes telah melakukan upaya menyeluruh meliputi tindakan preventif, promotif, kuratif hingga rehabilitatif untuk menangani permasalahan kesehatan mental di Indonesia.

Upaya-upaya ini dilakukan kepada orangtua dan anak-anak, di mana orangtua dibekali pengasuhan positif supaya mereka bisa memberikan pengasuhan yang baik kepada anaknya.

Secara umum, upaya ini menargetkan agar calon Ibu memiliki kebahagiaan dan mental yang sehat.

Kemudian, upaya rehabilitasi terhadap luka psikologis untuk masing-masing kelompok masyarakat, di sekolah, perguruan tinggi, dan di tempat kerja.

"Jadi kalau ada orang yang merasa dia tidak sedang baik-baik saja, dia tahu kepada siapa dia harus bercerita atau curhat. Bagaimana memberikan rasa nyaman dulu kepada orang agar yang tadinya bermasalah, tidak berkembang menjadi gangguan jiwa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau