Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2024, 14:00 WIB
Khairina

Penulis

Sumber Health.com


Refluks asam

Batuk yang terjadi setelah makan, saat berbaring di malam hari atau bangun di pagi hari bisa menjadi tanda penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau refluks asam.

GERD menyebabkan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Ini bisa menyebabkan refleks yang memicu batuk yang persisten. Sebagian besar kasus GERD relatif mudah diobati dengan antasida.

Asma

Asma biasanya menyebabkan kesulitan bernapas, mengi, dan kadang-kadang batuk kronis.

Gejala sering lebih buruk di malam hari, pagi hari, atau setelah berolahraga. Paparan udara dingin dan alergen, seperti bulu hewan peliharaan dan serbuk sari, juga bisa memicu gejala. 


Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

PPOK adalah kelompok penyakit paru-paru yang menyulitkan bernapas. Ini termasuk bronkitis kronis dan emfisema. Batuk, yang mungkin atau tidak disertai lendir, adalah salah satu gejala yang paling umum. Gejala lainnya termasuk kesulitan bernapas dan mengi.

Baca juga: 5 Cara Jitu Atasi Batuk Saat Perjalanan Jauh

Cara mencegah batuk tidak terkendali

Batuk tidak terkendali bisa dicegah dengan mengobati penyebab utamanya. Batuk terkait alergi, misalnya, bisa dicegah dengan menghindari alergen. Tetap di dalam ruangan jika kadar serbuk sari tinggi, tutup jendela, dan mandi setelah keluar rumah.

Gunakan pelindung tungau debu untuk bantal dan kasur, jauhkan hewan peliharaan dari kamar, dan gunakan pemurni udara.

Bagi penderita GERD, coba angkat kepala saat tidur. Posisi ini membantu mencegah asam lambung naik kembali. Penderita PPOK bisa mencegah gejala semakin parah dengan berhenti merokok.

Hubungi layanan kesehatan jika batuk berlangsung lebih dari 10–14 hari atau jika bayi di bawah 3 bulan mengalami batuk.

Selain itu, sebaiknya menghubungi layanan kesehatan jika mengalami:

• Batuk yang menghasilkan darah, sangat keras, atau dimulai secara tiba-tiba.
• Kejang apneik, atau tiba-tiba berhenti bernapas secara tak sengaja dan sementara yang biasanya didahului oleh iritabilitas, pada anak-anak.
• Nyeri dada.
• Kesulitan bernapas.
• Kesulitan makan atau mentoleransi makanan dan cairan.
• Kesulitan berbicara.
• Kelelahan setelah beraktivitas.
• Demam.
• Paparan tuberkulosis baru-baru ini.
• Sesak napas.
• Tanda-tanda gagal jantung, misalnya, riwayat penyakit jantung, batuk yang memburuk saat berbaring, dan pembengkakan kaki.
• Stridor atau suara bernada tinggi saat bernapas.
• Sinkop atau pingsan atau kehilangan kesadaran sementara).
• Lendir kental berwarna kuning atau hijau yang berbau busuk.
• Penurunan berat badan yang tidak disengaja.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau