KOMPAS.com - Gondongan sering terjadi pada anak-anak, terutama pada usia 2-12 tahun. Namun, siapa pun bisa tertular penyakit ini, apalagi jika belum menerima vaksin MMR (measles, mumps, rubella).
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus yang dapat menyebar melalui percikan air liur saat bersin, batuk, dan berbicara.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang penularan gondongan, simak ulasan berikut.
Baca juga: Apa Beda Gondok dan Gondongan? Ini Penjelasan Dokter...
Gondongan adalah penyakit yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar parotis atau kelenjar ludah terbesar yang terdapat di bawah telinga. Dalam hal ini, penderita biasanya mengeluhkan bengkak pada pipi dan rahang.
Menurut Yankes Kemenkes, penyakit gondongan juga sering disertai gangguan kesehatan yang menyebabkan ketidaknyamanan, seperti demam sampai 39 derajat celsius, nyeri sendi, sakit perut, sakit kepala, hilang nafsu makan, dan mulut kering.
Gondongan termasuk infeksi virus yang sangat menular. Penyebaran gondongan bisa terjadi melalui beberapa cara, antara lain:
Untuk diketahui, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang tertular gondongan, yaitu:
Baca juga: 3 Penyebab Gondongan yang Perlu Diwaspadai
Dilansir dari Cleveland Clinic, penyakit gondongan bisa menular dalam beberapa hari setelah seseorang terinfeksi virus paramyxovirus, bahkan sebelum terjadi pembengkakan pada kelenjar parotis.
Penularan gondongan masih dapat berlangsung hingga lima hari setelah pipi dan rahang membengkak. Oleh karena itu, anak atau individu yang terkena penyakit gondongan harus membatasi kontak dengan orang lain.
Langkah pencegahan penyakit gondongan yang pertama yaitu dengan vaksin MMR.
Anak-anak biasanya menerima dua dosis vaksin MMR. Dosis pertama diberikan pada rentang usia 12-15 bulan. Kemudian dosis kedua vaksin MMR dapat diberikan pada anak pada rentang usia 4-6 tahun.
Namun, jika imunisasi pertama belum sempat dilakukan saat usia 18 bulan, vaksin pertama masih dapat diberikan hingga anak berusia 3 tahun.
Apabila belum pernah dilakukan pada masa kanak-kanak, vaksin MMR masih dapat diberikan pada usia dewasa.
Vaksin MMR sangat aman dan efektif. Tingkat efektivitasnya dalam mencegah gondongan mencapai 90 persen.
Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) gondongan pun relatif ringan, misalnya sedikit rasa nyeri di area suntikan, ruam, atau demam.
Selain vaksin MMR untuk mencegah gondongan, setiap orang perlu melakukan pola hidup bersih dan sehat, misanya rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan peralatan makan pribadi, menerapkan etika batuk dengan menutup mulut dan hidung agar droplet tidak mengenai orang lain.
Baca juga: 5 Ciri-ciri Penyakit Gondongan Akan Sembuh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.