Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sebut Variasi Lauk Hewani dalam Makanan Bergizi Bisa Cegah Anemia

Kompas.com - 28/10/2024, 20:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Guru Besar Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ali Khomsan MS menekankan pentingnya variasi lauk pauk hewani dalam program makan siang bergizi gratis.

Ali mengatakan, variasi lauk hewani pada program makan bergizi gratis, seperti telur, ayam, dan daging dapat mencegah penyakit kurang gizi karena anemia yang sering terjadi pada anak usia sekolah.

“Pada anak-anak usia sekolah sebenarnya yang perlu diwaspadai penyakit kurang gizi adalah anemia, dan ini sering terjadi karena kekurangan zat besi dan sumber zat besi itu sebenarnya adalah lauk-pauk hewani,” kata Prof. Ali, seperti ditulis Antara, Senin (28/10/2024).

Menurut Kementerian Kesehatan dalam laman Ayo Sehat Kemkes, anemia pada anak sekolah bisa mengakibatkan dampak negatif, berupa penurunan imunitas, gangguan konsentrasi, penurunan kebugaran dan produktivitas, seerta mudah rewel dan lemas. Dampak tersebut tentu saja bisa memengaruhi prestasi dalam belajar.

Baca juga: Pakar: Makan Bergizi Gratis Sebaiknya Sesuai Pedoman Isi Piringku

Selain lauk, Ali juga berharap adanya variasi sayuran dan makanan pokok. Beberapa nutrisi juga penting untuk dipenuhi pembentukan otak seperti asam lemak dan omega 3.

Terkait sayuran, Ali menjelaskan semua jenis sayur punya kelebihan masing-masing. Namun, jika ingin meningkatkan zat besi dan vitamin C bisa mengonsumsi sayur seperti bayam dan kangkung.

Sementara kol atau sawi meskipun tidak menonjol dalam kandungan gizi namun memiliki zat anti karsinogen atau zat anti kanker.

Baca juga: Bloomberg: Orang-orang Kaya Indonesia Pindahkan Ratusan Juta Dollar AS ke Luar Negeri

Ia menganjurkan untuk mengonsumsi tiga porsi sayur dan dua porsi buah berdampingan dengan asupan nutrisi lainnya.

Ali juga mengatakan anak perlu dibiasakan untuk mengenal bermacam makanan di rumah agar anak bisa menikmati variasi makanan dan tidak pilih-pilih.

“Anak yang suka pilih-pilih makanan akan mengalami kondisi tidak bisa memasukkan makanan dalam posisi atau dalam porsi yang bervariasi, dan ini harus diatasi sejak usia dini oleh orang-orang tua yang mempunyai anak kecil untuk belajar mengenalkan makanan yang bervariasi,” kata Ali menjelaskan.

Baca juga: Makan Bergizi Gratis Harus Bebas dari Pangan Tinggi Gula, Garam, dan Lemak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau