KOMPAS.com-Skrining tiroid perlu dilakukan pada anak yang baru lahir untuk mencegah disabilitas intelektual dan penurunan Intelligence Quotient (IQ).
“Publikasi di dunia satu dari 2.000 sampai 2.500 setiap kelahiran itu hipotiroid kongenital kalau tanpa diobati IQ-nya di bawah 70, disabilitas intelektual,” kata Direktur Eksekutif International Pediatric Association (IPA) Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan Sp.A Subsp. End. FAAP FRCPI, di Jakarta, Selasa (5/11/2024), seperti ditulis Antara.
Aman mengatakan, di Indonesia, satu dari 1.400 kelahiran bayi tidak di-skrining sejak lahir dan rata-rata IQ-nya di bawah 70-80.
Baca juga: Bisa Dilakukan Mandiri, Begini Cara Mendeteksi Benjolan Tiroid
Pada saat anak beranjak dewasa, kemampuan menangkap informasi juga terganggu yang akhirnya menghambat cara belajarnya.
Anak dengan hipotiroid juga memiliki jantung yang lemah dan berisiko anemia.
Oleh karena itu, ia mengatakan setiap pihak baik pemerintah sampai orangtua harus sadar akan pentingnya deteksi dini hiper dan hipotiroid untuk menyelamatkan kecerdasan anak dan kelangsungan hidupnya di masa depan.
Namun, tantangan yang perlu dihadapi untuk mencapai generasi tanpa hipotiroid adalah kondisi geografis Indonesia sehingga setiap rumah sakit bahkan di satu wilayah memiliki standarisasi yang berbeda-beda untuk penerapan skrining pada bayi baru lahir.
“Indonesia negara kepulauan paling besar di dunia, di Jakarta beberapa rumah sakit beda jadi membuat standarnya paling sulit. Secara sistem seharusnya bayi baru lahir langsung periksa lab dan begitu keluar hasil (hipotiroid) harus diterapi,” kata Aman.
Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Tiroid yang Bisa Dilakukan Setiap Pagi
Aman mengatakan orang tua harus menyadari adanya benjolan yang teraba di antara nodul atau kelenjar tiroid sekitar leher, dari pemeriksaan itu anak harus segera periksa antibodi dan skintigrafi.
Tahun 2023 sudah ada 1,3 juta bayi yang di-skrining hipotiroid atau sekitar 50 persen dan harapannya di tahun 2025 meningkat menjadi 80 persen dengan dukungan semua pemangku kepentingan baik pemerintah, rumah sakit hingga keluarga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.