KOMPAS.com - Benjolan tiroid atau yang juga dikenal sebagai nodul tiroid adalah pembengkakan pada kelenjar tiroid yang dapat terlihat sebagai benjolan di leher.
Dikutip dari laman RS Carolus, benjolan tiroid dapat padat atau berisi cairan. Nodul tiroid kebanyakan bukan masalah yang serius bahkan tidak menimbulkan gejala.
Hanya saja, benjolan tiroid dapat berupa tumor jinak atau kista yang bersifat kanker.
Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Tiroid yang Bisa Dilakukan Setiap Pagi
Untuk itu, kita perlu mengenali ciri-ciri benjolan tiroid di leher dengan pemeriksaan mandiri.
Dokter spesialis bedah konsultan onkologi dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dr. Erwin Danil Yulian Sp.B (K) Onk mengatakan bahwa deteksi dini benjolan yang terbentuk pada kelenjar tiroid dapat dilakukan secara mandiri di rumah.
Pengecekan benjolan tiroid bisa dilakukan dengan berkaca untuk melihat benjolan yang muncul pada leher serta meraba bagian leher.
"Jika Anda ada benjolan di leher, yang bisa terlihat pada saat Anda berkaca, benjolannya biasanya di tengah, lihat sambil menelan apakah benjolannya ikut bergerak ke atas atau tidak. Kalau tiroid selalu ikut bergerak ke atas," kata dokter Erwin, seperti ditulis Antara, Rabu (7/8/2024).
Erwin menambahkan, benjolan pada leher paling sering disebabkan oleh dua hal.
Benjolan pada leher bagian depan biasanya merupakan benjolan kelenjar tiroid, yang terjadi karena peningkatan atau penurunan fungsi hormon. Sedangkan, benjolan pada sisi kanan dan kiri leher dapat terjadi karena pembesaran kelenjar getah bening.
Benjolan tiroid dapat muncul di bawah jakun pada pria. Jika saat berkaca atau meraba leher mengetahui kemunculan benjolan di area itu, maka sebaiknya segera menjalani pemeriksaan fisik dan ultrasonografi (USG) leher.
"Dokter pasti akan mengirim Anda periksa darah, yang kedua pemeriksaan USG, bisa dinilai padat atau cair, kalau padat apakah itu mencurigakan ke arah tumor ganas. Tapi, yang terbanyak tumor yang sifatnya jinak, dua itu saja yang diperiksa," kata dokter Erwin.
Baca juga: 9 Penyebab Kanker Tiroid yang Perlu Diketahui
Ia menyampaikan bahwa dari sekitar 85 persen benjolan yang didiagnosis sebagai tumor tiroid, sebanyak 10 persen di antaranya jinak. Kalaupun tumor berubah menjadi ganas, tipenya tidak agresif dan tidak memiliki potensi penyebaran ke organ lain.
Menurut dokter Erwin, penanganan kasus semacam ini bisa dilakukan dengan cara ablasi atau membakar tumor yang berupa padatan daging menggunakan alat endoskopi, atau memberikan obat untuk menekan pertumbuhan kelenjar tiroid yang sifatnya lunak.
Ia mengatakan, tindakan operasi juga dapat dilakukan jika diagnosis sudah ditegakkan dan tumor tumbuh dengan cepat.
Tindakan operasi mencakup pengambilan sampel kelenjar tiroid untuk memeriksa keganasan tumor.
"Kalau tumornya jinak, kecil, tidak mengganggu jalan nafas, tidak mengganggu menelan, letaknya jauh di dalam, tidak selalu harus dioperasi, cukup diberikan treatment tablet untuk menekan mencegah dia bertambah besar dan mencoba mengecilkan," dokter Erwin menjelaskan.
"Kalau konsumsi obat tidak ada pengecilan jangan diteruskan, artinya tidak bisa dengan pengobatan," ia menambahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.