KOMPAS.com - Penyakit tiroid adalah istilah umum untuk kondisi medis yang membuat kelenjar tiroid menghasilkan hormon dengan jumlah yang tepat. Kondisi ini dapat diderita orang berbagai usia.
Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di depan leher manusia. Organ ini merupakan bagian dari sistem endokrin yang mengontrol fungsi-fungsi penting tubuh dengan menghasilkan hormon tiroid, seperti thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3).
Ada dua jenis penyakit tiroid, yaitu hipotiroid (tiroid kurang aktif) dan hipertiroid (tiroid terlalu aktif). Gejala dari kedua jenis gangguan tiroid ini bertolak belakang, karena hipertiroid akan mempercepat metabolisme, sedangkan hipotiroid memperlambat.
Gejala hipotiroid antara lain; denyut jantung lebih lambat dari seharusnya, gampang kelelahan, berat badan naik, merasa sensitif pada suhu dingin, kulit kering, mood turun, hingga menstruasi sangat banyak.
Sementara itu hipertiroid memiliki gejala; denyut jantung cepat, susah tidur, berat badan naik, merasa sensitif pada suhu panas, kulit tampak berkeringat, mudah tersinggung, gelisah, atau siklus haid terganggu.
Kedua jenis gangguan tiroid tersebut bisa menyebabkan pembesaran tiroid, tetapi yang paling sering ditemukan pada hipertiroid.
Untuk menentukan pengobatan yang tepat, diperlukan diagnosis yang sesuai. Pemeriksaan yang dilakukan dokter antara lain pemeriksaan fisik dengan meraba ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid, pemeriksaan darah, serta jika diperlukan pemeriksaan pencitraan (imaging).
“Penting untuk memahami bahwa gangguan tiroid sering kali tidak menunjukkan gejala khusus, sehingga pemeriksaan dan deteksi dini menjadi sangat krusial. Dengan penanganan yang tepat, pasien dapat terhindar dari komplikasi serius," kata dr. Rochsismandoko, Sp.PD, dari Bethsaida Hospital, Gading Serpong, Tangerang.
Pengobatan utama untuk hipotiroid adalah pemberian obat untuk menggantikan hormon tiroid.
Ada beberapa pilihan pengobatan hipertiroid, antara lain obat-obatan untuk menghentikan produksi hormon, terapi radioaktif, serta operasi.
Menurut dr.Rochsismandoko, bagi masyarakat yang takut dengan operasi saat ini terdapat pilihan pengobatan radiofrekuensi ablasi untuk memperkecil ukuran sampai menghilangkan tonjolan tiroid.
Baca juga: Bayi Baru Lahir Perlu Skrining Tiroid Cegah Disabilitas Intelektual
Radio frekuency ablation (RFA) membutuhkan anastesi lokal, kemudian dokter memasukkan elektroda ke dalam leher dengan bantuan USG sampai mencapai tumor di dalam kelenjar tiroid. Kemudian sebuah generator listrik akan dinyalakan untuk mengalirkan energi termal untuk merusak struktur tumor.
Pada umumnya prosedur RFA memakan waktu hanya 30 menit sampai 1 jam dengan kelebihan utama tidak ada luka bekas sayatan operasi. Biaya juga relatif lebih murah ketimbang operasi.
Penyakit tiroid dapat berpengaruh pada kesehatan dan fungsi berbagai organ tubuh. Jika pasien mengikuti seluruh rencana pengobatan untuk mengendalikan penyakit ini, gangguan tiroid biasanya tidak berbahaya.
Namun, gangguan tiroid yang tidak diobati bisa menyebabkan berbagai komplikasi, mulai dari stroke, gangguan irama jantung, gangguan mood, gangguan kesuburan, hingga osteoporosis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.