Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Bakteri Kebal Antibiotik pada Anak, Ini Anjuran Dokter

Kompas.com - 11/12/2024, 20:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com – Dokter spesialis anak sekaligus pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A(K), mengingatkan pentingnya konsumsi antibiotik sesuai anjuran dokter untuk mencegah resistensi antimikroba atau adanya bakteri kebal antibiotik. Hal ini disampaikan Edi dalam diskusi daring bertema resistensi antimikroba yang digelar pada Selasa (10/12/2024).

Menurut Edi, yang juga menjabat sebagai Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI, kepatuhan dalam mengikuti petunjuk penggunaan antibiotik sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan. 

"Ada (antibiotik) yang (diberikan) tiga kali sehari, tapi cuma dikasih satu kali sehari. Itu mengurangi tingkat kesembuhan," ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya memperhatikan waktu konsumsi antibiotik, apakah sebelum atau sesudah makan, sesuai dengan arahan dokter. 

Edi menjelaskan bahwa pemberian antibiotik harus didasarkan pada hasil konsultasi dan diagnosis dokter. Tidak semua penyakit memerlukan antibiotik, terutama batuk pilek yang sering kali disebabkan oleh virus atau alergi. 

“Dokter akan memeriksa terlebih dahulu apakah pasien membutuhkan antibiotik atau tidak,” jelas Edi. Ia menambahkan bahwa dokter mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti penyebab infeksi dan kondisi kesehatan pasien, sebelum meresepkan antibiotik. 

"Kapan diberikan antibiotik adalah pertimbangan dokter, orangtua bisa berdiskusi," tambahnya.

Tindak lanjut jika anak belum sembuh

Jika anak belum menunjukkan tanda-tanda kesembuhan setelah mengonsumsi antibiotik, Edi menyarankan orangtua segera kembali berkonsultasi dengan dokter. Menurutnya, dokter akan mengevaluasi kondisi pasien dan menentukan apakah perlu dilakukan perubahan obat atau penyesuaian dosis.

Selain itu, orangtua juga diminta waspada terhadap gejala alergi yang mungkin timbul akibat penggunaan antibiotik, seperti kulit kemerahan, muntah, diare, atau sesak napas. "Jika tanda-tanda ini muncul, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut," tegas Edi.

Dengan kepatuhan terhadap aturan penggunaan antibiotik, diharapkan risiko resistensi antimikroba dapat ditekan dan pengobatan menjadi lebih efektif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau