KOMPAS.com-Kelengkeng (Dimocarpus longan) adalah buah kecil yang berkerabat dengan leci. Buah ini tumbuh dalam kelompok di pohon dan berbentuk bulat dengan ukuran sekitar anggur besar.
Kulitnya keras berwarna coklat kekuningan, sedangkan daging buahnya putih transparan dan mengelilingi biji hitam besar, sehingga sering dijuluki "mata naga."
Rasa kelengkeng mirip dengan anggur tetapi memiliki sedikit aroma musk.
Baca juga: Apa Kandungan dan Manfaat Buah Salak? Ini Ulasannya...
Buah ini berasal dari India atau China dan sangat populer di Asia. Meskipun tidak semua klaim kesehatan tentang kelengkeng didukung oleh penelitian ilmiah, buah ini mengandung berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan.
Dilansir dari berbagai sumber, kelengkeng kaya akan vitamin C, yang berperan penting dalam pola makan sehat. Satu porsi kelengkeng hampir memenuhi kebutuhan harian vitamin C.
Karena mengandung vitamin C dan nutrisi lainnya, kelengkeng dapat memberikan manfaat kesehatan berikut:
Vitamin C dalam kelengkeng penting untuk kesehatan jaringan dan penyembuhan luka. Vitamin ini juga membantu tubuh dalam produksi kolagen, yang merupakan komponen utama otot, tulang rawan, kulit, tulang, dan berbagai bagian tubuh lainnya. Selain itu, vitamin C menjaga kesehatan gigi dan gusi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin C sebagai antioksidan dapat berkontribusi pada kesehatan jantung. Vitamin ini diyakini dapat mengurangi kekakuan arteri, yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular.
Kelengkeng mengandung kalium dalam jumlah yang cukup, yang berperan mengendalikan tekanan darah. Banyak orang kurang mengonsumsi kalium yang cukup dan lebih banyak mengonsumsi natrium, yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan stroke.
Memasukkan kelengkeng ke dalam pola makan dapat membantu mengimbangi ketidakseimbangan ini.
Baca juga: Buah Ciplukan Mengandung Apa? Ini Fakta Nutrisinya...
Kelengkeng mengandung polifenol seperti asam galat yang dapat mengurangi stres oksidatif dengan menangkal radikal bebas penyebab kanker. Baik buah, bunga, maupun bijinya memiliki sifat antioksidan yang kuat.
Dalam pengobatan tradisional China, ekstrak biji kelengkeng digunakan untuk menghambat sintesis DNA dan menekan pertumbuhan protein penyebab kanker.
Daging buah, kulit, dan biji kelengkeng memiliki senyawa anti-inflamasi seperti asam galat, epikatekin, dan asam elagik yang dapat menghambat produksi zat pro-inflamasi dalam tubuh.
Karena kaya akan vitamin B dan C, kelengkeng juga membantu mengatasi kondisi peradangan kronis seperti edema, GERD, IBS, alergi kulit, luka bakar, psoriasis, dan penyakit Crohn.
Kelengkeng kering mengandung zat besi yang cukup tinggi, yaitu sekitar 1,5 mg per ons. Mengonsumsinya dalam salad atau makanan penutup dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan trombosit, terutama bagi wanita yang sedang menstruasi atau hamil.