Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puasa Tanpa Sahur Dapat Ganggu Kesehatan Anak, Ini Dampaknya

Kompas.com - 07/03/2025, 05:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Ahli gizi lulusan Universitas Hasanuddin (UNHAS), Dr. dr. Lucy Widasari, M.Si, mengingatkan orang tua mengenai berbagai dampak negatif yang bisa dialami anak-anak yang menjalani puasa tanpa sahur.

Salah satu yang paling berisiko adalah hipoglikemia, yaitu gangguan yang terjadi ketika kadar gula darah berada di bawah normal.

"Tidak sahur dapat menyebabkan kadar gula darah turun drastis, yang berpotensi mengakibatkan pusing, gemetar, lemas, bahkan pingsan," ungkap Lucy, seperti ditulis oleh Antara, Kamis (6/3/2025).

Baca juga: Manfaat Air Kelapa untuk Buka Puasa: Cegah Dehidrasi dan Jaga Stamina Selama Ramadhan

Selain itu, Lucy menjelaskan bahwa tidak sahur juga dapat memengaruhi daya ingat anak. Berdasarkan studi yang ada, kurangnya asupan makanan di pagi hari dapat menurunkan performa akademik dan daya ingat anak.

"Studi menunjukkan bahwa kurangnya asupan makanan di pagi hari dapat menurunkan performa akademik dan daya ingat pada anak," ujar Lucy.

Tak hanya itu, dehidrasi menjadi masalah lain yang dapat timbul jika anak tidak makan dan minum saat sahur.

Baca juga: Polisi Gali Motif Eks Kapolres Ngada Cabuli Anak dan Jual Videonya ke Situs Australia

Dampaknya bisa berupa sakit kepala, mulut kering, kesulitan berkonsentrasi, serta perubahan mood yang negatif.

"Anak yang melewatkan sahur berisiko mengalami perubahan mood seperti mudah marah, gelisah, atau stres akibat kurangnya energi yang cukup untuk mengontrol emosi," jelasnya lebih lanjut.

Menurut Lucy, kurangnya serat dalam makanan sahur juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti sembelit atau gastritis, bahkan asam lambung naik (GERD), terutama bagi anak yang memiliki riwayat penyakit maag.

Baca juga: Tips Pemenuhan Gizi dan Olahraga Sehat Selama Puasa Ramadhan

Lebih jauh, Lucy menambahkan bahwa tidak sahur juga bisa menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan kekuatan otot anak.

Tubuh akan mulai menggunakan cadangan lemak dan protein (otot) sebagai sumber energi, yang berpotensi menurunkan produksi sel-sel imun.

"Penurunan daya tahan tubuh, menghambat produksi sel-sel imun yang melawan virus dan bakteri sehingga anak lebih rentan terhadap infeksi seperti flu, batuk, dan penyakit lainnya," kata Lucy menutup penjelasannya.

Dengan berbagai dampak tersebut, Lucy menyarankan agar orang tua tetap memastikan anak-anak mendapatkan sahur dengan menu yang bergizi agar puasa berjalan dengan sehat dan optimal.

Baca juga: Tips Puasa untuk Anak Diabetes: Pola Makan dan Pemantauan Gula Darah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sempat Sebut Dedi Mulyadi Otoriter, Kini Kades Srijaya Dukung Pembongkaran Bangunan Liar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau