KOMPAS.com - Dibandingkan dengan cacar air, banyak orang yang kurang mengenal cacar api. Padahal, kedua penyakit ini disebabkan oleh virus yang sama, yaitu Varicella zoster.
Cacar air merupakan penyakit yang sering diderita anak-anak, yang ditandai dengan demam dan munculnya ruam merah berbintil yang berisi air. Setelah sembuh, ternyata virus ini tidak benar-benar hilang dari tubuh, tetapi bersembunyi selamanya.
Sekitar 9 dari 10 individu dewasa berusia di atas 50 tahun sudah memiliki virus yang menyebabkan cacar api. Akibatnya 1 dari 3 orang individu dewasa berisiko terkena cacar api selama hidupnya.
Cacar api umumnya muncul sebagai ruam menyakitkan dan gatal pada satu sisi tubuh atau wajah dan ruam tersebut dapat sembuh dalam jangka waktu 2 sampai 4 minggu.
Penyakit yang banyak dialami orang lanjut usia ini dapat menyebabkan komplikasi serius, yaitu nyeri saraf jangka panjang atau Nyeri Pascaherpes (NPH).
NPH muncul pada lokasi ruam cacar api dan rasa nyeri dapat berlangsung berbulan- bulan hingga bertahun- tahun setelah ruam cacar sembuh.
Baca juga: Cegah Penyakit Gondongan dan Cacar Air Saat Liburan, Ini Caranya
Pentingnya pencegahan
Untuk mencegah cacar api, individu dapat melindungi diri dengan mengurangi stres dan memastikan untuk mengadopsi gaya hidup yang sehat. Perlu diketahui juga bahwa cacar api juga dapat dicegah dengan vaksinasi.
Indonesia telah memasuki struktur penduduk tua, di mana 12 persen populasi Indonesia adalah lansia pada tahun 2024 dan diperkirakan akan menjadi dua kali lipat pada tahun 2050.
Tingginya populasi lansia di Indonesia menunjukkan pentingnya vaksinasi sebagai perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
Saat ini terdapat 10 provinsi di Indonesia yang memiliki angka kejadian kasus cacar api tertinggi, seperti provinsi Yogyakarta, Bali, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Timur, Sumatera Barat, Gorontalo, Riau dan DKI Jakarta.
Baca juga: Apakah Herpes Zoster Itu Berbahaya? Ini Faktanya...
“Tingginya kasus cacar api di wilayah tersebut kemungkinan karena populasi lansia yang tinggi di daerah tersebut dan juga sistem pelaporan kasus yang mungkin lebih baik dari daerah lain," kata dr. Hasbullah Thabrany, MPH, konsultan senior ekonomi kesehatan dari Kalta Bina Insani.
Pentingnya vaksin Herpes Zoster untuk mencegah cacar api juga menjadi rekomendasi dari White Paper terbaru dari Kalta Bina Insasi.
White paper itu dihasilkan dari kajian yang meliputi tinjauan literatur, analisis data sekunder penyakit Herpes Zoster berdasarkan data klaim BPJS Kesehatan dari tahun 2015 sampai 2022, wawancara mendalam, dan Focus Group Disscussion (FGD) dengan pemerintah pusat, lembaga terkait dan asosiasi medis.
Di dalam White Paper ini, disampaikan bahwa Herpes Zoster yang merupakan reaktivasi dari virus Varicella zoster termasuk dalam 144 penyakit yang harus di selesaikan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Beban penyakit cacar api juga tergambarkan dari biaya klaim yang dibayarkan oleh JKN untuk perawatan di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
Total klaim tertinggi terjadi pada tahun 2021 yaitu sebesar Rp 19,3 miliar. Sehingga diperlukan kolaborasi bersama antara pemerintah, instansi medis, tenaga kesehatan, dan swasta dalam meningkatkan upaya pencegahan penyakit agar tidak menjadi beban berkelanjutan bagi pemerintah, pasien dan keluarganya.
Baca juga: Mengapa Perempuan Lebih Rentan Terkena Cacar Api? Ini Penjelasannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.