KOMPAS.com – Puasa Ramadan tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan tubuh secara umum. Puasa juga dinilai dapat mendukung kesehatan reproduksi dan meningkatkan peluang keberhasilan program hamil (promil).
Hal tersebut disampaikan oleh dr Ganot Sumulyo, SpOG, dosen di Fakultas Kedokteran IPB University.
Menurut dia, puasa memengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk ovarium. Puasa dapat membantu menyeimbangkan hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron, serta menurunkan resistensi insulin.
“Puasa, khususnya puasa intermiten atau puasa Ramadan, bisa memberikan manfaat besar bagi penderita polycystic ovary syndrome (PCOS),” kata dr Ganot dalam keterangan tertulis yang dilansir laman IPB University, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Ini Anjuran Dokter bagi Pasangan yang Jalani Program Hamil, Apa Saja?
“Puasa membantu meningkatkan sensitivitas insulin sehingga kadar insulin dalam darah menjadi lebih stabil,” lanjutnya.
Kadar insulin yang tinggi dapat memicu ovarium memproduksi hormon androgen atau testosteron secara berlebihan. Kondisi ini bisa memperparah gejala PCOS.
Puasa juga membantu menurunkan kadar luteinizing hormone (LH) dan androgen (testosteron), serta menyeimbangkan hormon estrogen dan progesteron. Efek ini bisa mendukung ovulasi yang lebih teratur dan memperbaiki siklus menstruasi.
Ganot menjelaskan, puasa juga memberikan manfaat bagi pria. Khususnya, pria yang mengalami obesitas, resistensi insulin, atau kadar testosteron rendah.
“Yang penting adalah menjaga asupan protein, lemak sehat, serta mikronutrien seperti zinc dan vitamin D saat puasa,” ujarnya.
Baca juga: Sedang Program Hamil, Hindari 4 Jenis Makanan Berikut
Ia juga menyarankan pria dengan gangguan sperma untuk menghindari rokok, alkohol, makanan gosong, dan stres kronis. Faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi proses pembentukan sperma (spermatogenesis).
Pasangan yang menjalani promil saat puasa sebaiknya memperhatikan asupan makanan. Menurut dr Ganot, makanan berikut sebaiknya dihindari:
-Makanan berlemak, seperti gorengan
-Gula berlebih
-Makanan tinggi glikemik
-Makanan ultra-proses