Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Titiek Puspa: Kenali Bahaya Pendarahan Otak dan Pencegahannya

Kompas.com - 11/04/2025, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia baru saja kehilangan salah satu penyanyi legendarisnya, yaitu Titiek Puspa.

Pelantun lagu "Kupu-kupu Malam" ini menghembuskan napas terakhir pada Kamis (10/4/2025) akibat pendarahan otak.

Kepergian Tititek Puspa tidak hanya meninggal duka mendalam, tetapi juga mengingatkan kita semua untuk waspada akan bahaya serius dari pendarahan otak.

Artikel berikut akan menjelaskan bahaya pendarahan otak dan cara mencegahnya.

Baca juga: Titiek Puspa Meninggal akibat Pendarahan Otak: Ketahui Gejalanya Sebelum Terlambat

Bahaya pendarahan otak

Pendarahan otak disebut juga sebagai intracranial hemorrhages atau stroke hemoragik.

Sebanyak 13 persen pendarahan otak menyebabkan stroke, seperti yang dikutip dari WebMD.

Pendarahan otak terjadi ketika pembuluh darah di otak lemah dan mulai bocor atau pecah.

Begitu pendarahan terjadi, darah bisa mengiritasi jaringan otak di sekitarnya dan menyebabkan pembengkakan.

Darah yang terkumpul juga bisa menggumpal membentuk massa.

Kondisi tersebut dengan cepat meningkatkan tekanan pada otak, yang mungurangi aliran darah di otak.

Otak yang tidak cukup mendapatkan darah yang kaya oksigen bisa menyebabkan sel-sel di dalamnya rusak dan mati.

Mengutip Cleveland Clinic, hanya dengan tiga hingga empat menit sel-sel otak bisa mati, jika tidak mendapatkan cukup oksigen.

Oleh karenanya, pendarahan otak adalah keadaan darutat medis yang mengancam jiwa.

Tingkat fatalitasnya tinggi karena otak memiliki peran kompleks pada tubuh manusia, meliputi memori, kognitif, gerakan, sensorik, seksual, dan perasaan.

Jika satu area otak mengalami pendarahan, bagian tubuh yang dikenalikannya bisa kehilangan fungsi normal.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau