KOMPAS.com - Komplikasi pada pembuluh darah besar di tungkai kaki seringkali terjadi pada diabetesi. Yang menyebabkan kelainan ini adalah penebalan dinding pembuluh darah besar. Keadaan ini juga sering dibarengi dengan komplikasi saraf sehingga kaki menjadi mati rasa.
Mati rasa atau rasa baal dan kebas bisa menyebabkan penderitanya tidak merasakan apa-apa walau pun kakinya terluka parah. Jika tidak cepat diatasi, kaki yang luka tersebut bisa menjadi borok parah dan bisa terancam diamputasi. Oleh karena itu, diabetesi sangat dianjurkan merawat kakinya.
Dokter spesialis ilmu penyakit dalam Tri Juli Edi Tarigan mengatakan, merawat kaki diabetes perlu dilakukan secara teliti dan hati-hati. Bahkan perawatan kaki perlu dilakukan sebaik merawat wajah.
Tri Juli menjelaskan, kaki diabetesi perlu dibersihkan setiap hari. Pembersihan perlu hingga ke sela-sela jari dan dilakukan secara perlahan, serta dikeringkan setelahnya. Proses ini sangat penting untuk menghindari kondisi yang terlalu lembab pada kaki.
"Kondisi lembab pada sela-sela jari kaki akan memicu tumbuhnya jamur di sana. Padahal jamur akan menimbulkan rasa gatal dan menggaruknya akan membuat luka," jelas dokter dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) ini beberapa waktu lalu di Jakarta.
Selain dibersihkan, kuku kaki juga perlu dipotong secara teratur untuk mencegah kulit kaki terkoyak oleh kuku. Namun pemotongan tidak boleh terlalu pendek karena dikhawatirkan akan terjadi luka di bekas guntingan. Kaki juga perlu diberikan lotion untuk menjaga kelembabannya. Jika terlalu kering juga bisa menimbulkan gatal ataupun kulit terkelupas menjadi luka.
Tak hanya itu, Tri Juli juga menyarankan pada diabetesi untuk selalu memperhatikan kondisi kakinya. Pasalnya pada kondisi yang sudah parah, diabetesi mungkin tidak akan menyadari lagi jika kakinya tertusuk atau tergores benda tajam.
"Selain itu, diabetesi juga perlu memakai sepatu yang tidak terlalu ketat, tidak tajam, kalau pun memakai kaus kaki, digunakannya secara terbalik untuk mengurangi gesekan kaki dengan jahitan kaus kaki," kata dia.
Diabetes merupakan penyakit dengan prevalensi tinggi di dunia. Data dari International Diabetes Federation tahun 2013 menyatakan, di dunia ada sekitar 382 juta orang yang hidup dengan diabetes. Di Asia Pasifik prevalensinya bahkan paling tinggi, yaitu mencapai 138 juta.
Pada kondisi yang belum terlalu parah, pembuluh darah tepi pada kaki diabetesi belum mengalami kerusakan, sehingga risiko amputasi masih kecil. Kendati demikian, perawatan kaki sebaiknya dilakukan sejak dini untuk mencegah meningkatnya risiko tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.