JAKARTA, KOMPAS.com - Luka kronis adalah luka yang sudah lama dan tak kunjung sembuh. Pengobatan luka kronis tentu tak sekedar diberikan obat luka lalu sembuh.
Dokter spesialis luka Adisaputra Ramadhinara, CWSP, FACCWS mengungkapkan, luka kronis sering kali sulit disembuhkan akibat terbentuknya biofilm.
Biofilm adalah sekumpulan bakteri yang hidup bersama dalam luka yang mengeluarkan matriks Extracellular Polymeric Substances (EPS).
"Matriksnya itu seperti gel yang bisa melindungi mereka (kumpulan bakteri) dari antibiotik atau apapun yang diberikan dari luar. Di dalam itu mereka bisa saling bertukar informasi mengenai resistensi antibakteri dan sebagainya," terang Adi.
Adi mengatakan, infeksi pada luka bisa tak terkontrol dengan adanya biofilm. Untuk itu, penanganan luka yang sudah terinfeksi bakteri tak bisa sembarangan dilakukan.
Untuk mengatasi biofilm, bakteri-bakterinyang ada di permukaan luka harus dibuang terlebih dahulu.
"Setelah dibuang kita cegah supaya enggak ngumpul lagi, bikin biofilm lagi," lanjut Adi.
Masalahnya, bakteri-bakteri tersebut bisa berkumpul kembali membentuk biofilm dalam waktu kurang dari 24 jam.
Jadi, daerah luka harus terus dilindungi dengan pengobatan yang tepat, termasuk dalam hal pemberian antibiotik.
"Kita butuh agen yang bisa bekerja cukup panjang biar enggak terbentuk biofilm lagi. Itulah salah satu kesalahan kita dalam menangani infeksi, yaitu pemilihan agennya enggak tepat," terang Adi.
Bakteri juga dapat mengalami resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik kini menjadi masalah yang sangat dikhawatirkan di seluruh dunia.
Bila semakin banyak bakteri yang kebal terhadap antibiotik, penyembuhan luka yang terinfeksi bakteri akan semakin sulit hingga menyebabkan kematian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.