KOMPAS.com - Pasangan yang secara teratur berhubungan seks cenderung lebih bahagia. Namun, studi mengatakan bahwa sumber kebahagiaan bukan seks itu sendiri, melainkan kasih sayang yang menyertainya.
Kasih sayang, selain dapat diungkapkan dengan hubungan seks, juga bisa ditunjukkan lewat berbagai cara lain seperti sentuhan dan bisikan.
Temuan dalam studi ini menunjukkan bahwa aspek relasi dari hubungan seksual, lebih khususnya saling mencurahkan kasih sayang, adalah faktor utama mengapa seks bisa terasa begitu nikmat dan menyenangkan, kata pemimpin penelitian, Anik Debrot.
Ini adalah kabar baik bagi mereka yang selama ini khawatir tentang kinerja seksual atau merasa memiliki tubuh yang 'tidak sempurna'.
"Hendaknya mereka ingat, bahwa seks adalah salah satu cara yang bagus untuk berbagi momen intim dengan penuh kasih sayang,” kata Debrot, peneliti dari University of Lausanne's Institute of Psychology, di Swiss.
“Bahwa kasih sayanglah yang terpenting, bukan kinerja seperti pahlawan super dengan kekuatan tanpa batas atau memiliki tubuh sempurna," lanjutnya.
Temuan di atas, didasarkan pada empat studi terhadap pasangan di Amerika Serikat dan Swiss. Masing-masing pasangan ditanya seberapa sering mereka berhubungan seks dan seberapa sering mereka berbagi sentuhan dan momen bersama.
Secara keseluruhan, studi menemukan, pasangan yang lebih aktif secara seksual, cenderung lebih puas dan bahagia terhadap kehidupan. Mereka juga memiliki emosi positif yang lebih banyak.
Pertanyaannya, apakah seks yang mendorong timbulnya kasih sayang dan kebahagiaan, atau sebaliknya, orang yang bahagia cenderung melakukan hubungan seks lebih sering?
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa mungkin yang pertama lah yang benar. Tim Debrot menemukan, bahwa seks dapat memunculkan emosi positif di hari berikutnya.
Sebaliknya, perasaan senang tidak meningkatkan kemungkinan pasangan akan berhubungan seks selama 24 jam ke depan.
"Ini adalah studi yang besar," kata Robin Milhausen, profesor bidang hubungan keluarga dan seksualitas manusia di University of Guelph, di Ontario, Kanada.
"Seks tidak dapat dipisahkan dari konteks," kata Milhausen. "Seks bukan peluru ajaib. Kasih sayang, termasuk kasih sayang pasca-seks, adalah faktor penting."
Milhausen menunjuk sebuah temuan yang sangat menarik, yang menemukan bahwa baik wanita maupun pria sama-sama memerlukan perhatian.
Hal ini juga berlawanan dengan kepercayaan umum yang menganggap bahwa wanita lah yang lebih butuh perhatian dibanding pria.