Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2017, 20:00 WIB

KOMPAS.com - Biopsi atau prosedur pengambilan sampel jaringan kanker sangat penting untuk mengetahui tipe kanker dan menentukan pengobatan yang tepat. Namun, banyak pasien menghindari biopsi karena khawatir kankernya semakin parah.

Menurut penjelasan dokter spesialis bedah kanker Bob Adinata, ada tiga jenis biopsi, yakni menggunakan jarum halus, jarum besar, dan operasi.

"Kalau memakai jarum halus tidak bisa diperiksa imunohistokimia, yang bisa hanya biopsi dengan jarum besar dan operasi. Dari pemeriksaan histokimia akan diketahui sifat kankernya, termasuk reseptornya," kata Bob dalam acara diskusi media tentang kanker yang diadakan oleh Roche di Jakarta (15/3/2017).

Bob menegaskan, tujuan utama biopsi kanker payudara adalah untuk menentukan jenis obat yang dipakai atau terapi yang akan dilakukan.

"Pada pasien kanker yang sudah stadium 3, sebelum biopsi dokter sudah merancang pengobatannya, misalnya tiga kali kemoterapi, operasi, dan kemoterapi lagi," kata dokter yang berpraktik di RS Dharmais Jakarta ini.

Ia mengatakan, tidak semua obat kemoterapi efektif mengatasi kanker. Karena itu sangat penting mengetahui tipe atau sifat kankernya agar disesuaikan dengan obat yang tepat.

"Dalam penyakit kanker, dokter selalu kejar-kejaran antara perburukan penyakit dan kinerja obat. Karena itu pemberian obat tidak boleh terlambat," paparnya.

Idealnya kemoterapi dilakukan tak lama setelah biopsi dilakukan. "Kalau sampai delay lama obatnya jadi tidak efektif dan tumor semakin besar," ujarnya.

Pada stadium satu kanker payudara, tumor memang diselimuti kapsul atau cangkang. Ketika jarum biopsi menembus cangkang itu dan ditarik keluar, sel-sel kankernya akan ikut dan menyebar ke jaringan sekitar. Tetapi, menurut Bob, dibutuhkan waktu bagi sel itu untuk berkembang.

"Anggaplah dalam sebulan setelah biopsi sudah dilakukan terapi atau pengobatan sehingga sel-sel itu tak sempat berkembang. Tapi, kenyataannya pasien tidak bisa menerima hasil biopsi dan baru datang berbulan-bulan kemudian ketika kankernya sudah berkembang," katanya.

Perburukan penyakit kanker itulah yang sering disalah artikan dipicu oleh biopsi. "Padahal, itu karena memang perjalanan penyakitnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau