Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parkinson Mengancam Diabetesi

Kompas.com - 16/04/2011, 09:54 WIB

Kompas.com - Para penderita diabetes (diabetesi) terancam terkena komplikasi penyakit parkinson. Risiko penyakit yang menyebabkan kekakuan gerak ini paling besar dialami diabetesi yang masih berusia muda.

Hasil riset yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Care menambah bukti ilmiah mengenai penyakit diabetes dengan parkinson. Salah satu penelitian menyebutkan diabetesi dewasa beresiko besar menderita parkinson dalam kurun waktu 15 tahun dibandingkan dengan orang yang tidak diabetes.

Tim peneliti dari Denmark menyebutkan diabetes dan parkinson pada dasarnya mungkin disebabkan oleh hal yang sama.

Mereka mmebandingkan 2.000 pasien parkinson dewasa dengan 10.000 orang berusia sama namun tidak menderita parkinson (kelompok kontrol).

Secara umum, 6,5 persen pasien parkinson sudah menderita diabetes selama 2 tahun sebelum mereka didiagnosa menderita penyakit yang ditandai dengan tremor dan kekakuan otot ini. Sebagai perbandingan, hanya 5 persen orang dari kelompok kontrol yang menderita diabetes selama 2 tahun sebelumnya.

Penelitian juga menunjukkan diabetes meningkatkan risiko tiga kali lipat untuk menderita parkinson. Hasil tersebut didapatkan setelah para peneliti memasukkan faktor usia, jenis kelamin dan kebiasaan merokok.

Pada umumnya parkinson lebih banyak menyerang orang berusia lanjut usia (60 tahun), tapi pada diabetesi biasanya mereka didiagnosa parkinson di usia yang lebih muda.

Walau risikonya besar, namun para peneliti menegaskan bukan berarti orang yang diabetes pasti terkena parkinson. Misalnya saja di Amerika Serikat, proporsi orang yang menderita parkinson hanya 0,8 persen pada diabetesi dan 0,5 persen pada orang yang bukan diabetesi.

Bagaimana diabetes memicu parkinson sendiri belum diketahui secara jelas. Namun para peneliti menduga inflamasi (peradangan) di seluruh tubuh akan menyebabkan kerusakan sel. Faktor lain adalah genetik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau