Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia Berapa Anak Boleh Diberi Dongeng?

Kompas.com - 21/05/2012, 16:11 WIB

KOMPAS.com - Dongeng merupakan salah satu cara menstimulasi perkembangan otak anak dengan cara yang menyenangkan. Namun karena ketidaktahuan orangtua, selama ini dongeng hanya digunakan sebagai salah satu cara membuat anak tertidur pulas.

"Hal ini sangat disayangkan, karena sebenarnya membacakan dongeng untuk anak bisa meningkatkan kepekaan emosional dan daya analisis anak. Sebaiknya gunakan dongeng sebagai cara untuk menstimulasi anak," tukas psikolog anak, Efrie Indrianie, MPsi, dalam talkshow bersama Wall's Dreamy Creamy beberapa waktu lalu di Jakarta.

Menstimulasi otak anak melalui dongeng akan berjalan efektif ketika anak memasuki usia 3,5 tahun. Di usia ini, anak-anak akan lebih banyak menstimulasi pendengaran mereka, sehingga dongeng bisa membantu mereka berpikir lebih baik dan terarah. Efnie mengungkapkan, sebenarnya anak-anak pada usia ini masih memiliki pola pikir yang abstrak sehingga lebih sulit untuk membuat mereka mengerti nilai-nilai positif dalam kehidupan sosial sehari-hari. Melalui dongeng, anak akan dibantu untuk menyerap nilai-nilai positif yang diajarkan tersebut.

Ketika anak banyak mendapat stimulasi melalui dongeng, mereka akan memiliki kemampuan problem solving dan kemampuan menyerap informasi lebih banyak dibandingkan anak yang tidak mendapat stimulasi yang positif.

"Stimulasi ini akan merangsang pembentukan lipatan pada otak anak (girus) yang berfungsi untuk menyimpan informasi yang lebih banyak, sehingga mereka bisa jadi lebih pintar," ungkapnya. Kepintaran yang dimiliki juga bukan hanya kepandaian secara kognitif, tetapi juga kecerdasan emosional dan sosial.

Meski demikian, ada satu hal yang harus diperhatikan ketika menstimulasi anak dengan dongeng, yaitu perkembangan usia anak. Dongeng bisa membuat otak anak berkembang lebih baik ketika daya imajinasi mereka sedang berkembang pesat, dan daya pikir mereka masih abstrak. Sebaliknya, dongeng tidak akan berkerja dengan optimal ketika otak anak sudah berkembang menjadi lebih nyata dan realistis.

Maka Efnie mengungkapkan, sebaiknya membacakan dongeng sudah tidak dilakukan ketika anak sudah memasuki usia lebih dari tujuh tahun. Saat usia tujuh tahun, otak anak sudah mampu berpikir lebih realistis dan konkrit sehingga dongeng tidak akan mampu lagi merangsang otak anak. Selain itu, sebuah penelitian juga mengungkapkan bahwa di usia delapan tahun, anak-anak sudah memasuki masa pra pubertas, sehingga mereka akan mampu mengatur otak mereka untuk bisa berpikir lebih realistis, sementara daya imajinasinya mulai menurun.

"Selain itu, dongeng di usia anak yang sudah semakin dewasa juga 'kurang masuk' dengan pola pikir mereka. Dan pastinya mereka juga sudah tak ingin diberi dongeng lagi karena malu dianggap sebagai anak kecil," serunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau