Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2012, 07:50 WIB

KOMPAS.com - Pada kasus-kasus tertentu, cedera parah yang diakibatkan oleh aktivitas olahraga perlu ditangani melalui tindakan bedah atau operasi. Kasus-kasus seperti patah tulang, sendi yang robek atau urat yang putus perlu penanganan medis serius guna menghindari kecacatan dan kemungkinan lebih buruk.

Seiring kemajuan teknologi di bidang kedokteran, penanganan cedera melalui teknik operasi terus berkembang pesat. Di Indonesia, kini telah hadir metode bedah minimal invasif yakni teknik artroskopi.

Seperti yang diungkapkan ahli bedah ortopedi dari Rumah Sakit Premier Bintaro, dr Sapto Adji Hardjisworo, teknik artroskopi adalah metode pembedahan yang hanya dilakukan dengan luka goresan yang kecil dan menggunakan video kamera yang dimasukkan ke dalam sendi lutut. Secara prinsip, teknik artroskopi tidak dilakukan dengan cara membedah sendi, melainkan dengan membuat tiga sayatan di beberapa area sendi.

"Sayatan tersebut masing-masing panjangnya hanya 1 cm hingga 1,5 cm. Melalui sayatan itu, alat-alat operasi yang bentuknya seperti pipa dimasukkan dan dikendalikan dokter dari luar," papar Sapto dalam acara bincang kesehatan bertema "Pain Management on Musculosceleteal Related Sport Injury" di RS Premier Bintaro, Tangerang, Selasa (23/10/2012) kemarin.

Salah satu pipa pertama yang masuk di antaranya memuat kamera kecil yang tersambung dengan layar monitor.  Kamera video ini menjadi mata dokter dalam melihat kondisi jaringan di dalam sendi. Pipa-pipa lainnya akan menjadi saluran bagi alat-alat lain untuk melakukan prosedur operasi termasuk menjahit dan membesihkan sendi. 

Sapto menambahkan, teknik baru ini  dapat menjadi pilihan masyarakat terutama mereka yang takut menjalani operasi. Pasalnya, bedah artoskopi mempunyai banyak kelebihan dibanding metode konvensional yang menyebabkan luka operasi yang besar.    

"Dibandingkan dengan teknik konvensional, keuntungan teknik ini adalah luka operasi yang kecil, diagnosis yang akurat dan nyaman, lama perawatan dan pemulihan yang lebih singkat, biaya lebih murah, dan secara kosmetis bekas luka yang timbul lebih tersamar," ungkap Sapto.

Prosedur artroskopi umumnya hanya berlangsung cukup singkat yakni selama 1-2 jam.  Sesudahnya, pasien perlu menjalani proses rehabilitasi selama beberapa bulan sebelum sendi bisa digunakan seperti sedia kala.

Artroskopi cocok digunakan untuk mengatasi cedera sendi yang mengakibatkan robekan pada jaringan di dalamnya. Dari beberapa kasus yang pernah ditangani Sapto, sebagian besar pasien yang menjalani bedah artroskopi mengalami cedera otot akibat olahraga permainan seperti sepakbola atau futsal. 

Selain untuk mengatasi jaringan yang rusak karena trauma, artroskopi juga bermanfaat untuk membersihkan sendi. Menurut Sapto, umumnya prosedur ini diperlukan pasien-pasien lanjut usia yang sendinya mengalami pengapuran.  Sendi berkapur melepaskan zat-zat peradangan yang menimbulkan nyeri, terutama ketika sendi digerakkan.  Dengan artroskopi, zat-zat yang menimbulkan nyeri tersebut dibersihkan

Di Rumah Sakit Premier Bintaro, Tangerang, bedah artroskopi menjadi bagian dari pelayanan Sports Clinic. Ini merupakan layanan terpadu dan komprehensif untuk penanganan seluruh masalah-masalah yang timbul akibat aktivitas olahraga. Tim dokter yang melayani terdiri dari dokter spesialis ortopedi, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dan dokter spesialis kesehatan olahraga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com