KOMPAS.com - Jika Anda bingung apakah harus mulai diet atau olahraga intens untuk menurunkan berat badan, Anda bisa menggabungkan keduanya.
Melansir Medical Daily pada Kamis (2/5/2024), sebuah studi baru menunjukkan bahwa mengintegrasikan puasa intermiten dengan olahraga intensitas tinggi adalah strategi paling efektif untuk menghilangkan lemak dan meningkatkan kesehatan kardiometabolik.
Baca juga: 10 Makanan Sehat untuk Membantu Menurunkan Berat Badan
Kardiometabolik adalah sekumpulan kelainan metabolisme, seperti obesitas abdominal, peningkatan kadar trigliserida, penurunan kolesterol baik (HDL), peningkatan kadar glukosa darah puasa, dan peningkatan tekanan darah.
Puasa intermiten adalah diet yang membatasi dan mengontrol jangka waktu seseorang boleh makan, tetapi tidak membatasi jenis makanan yang Anda konsumsi.
Di bawah program penurunan berat badan yang populer ini, individu dapat memilih antara periode makan dan puasa dengan mengikuti metode 16/8 (puasa selama 16 jam dan makan dalam jangka waktu delapan jam) atau metode 14/10 (puasa selama 14 jam dan makan dalam jangka waktu 10 jam).
Baca juga: 3 Cara Menurunkan Berat Badan yang Sehat, Atur Pola Makan dan Olahraga
Meskipun puasa intermiten dan olahraga intensitas tinggi merupakan cara yang umum dilakukan untuk menurunkan berat badan, menemukan kombinasi yang tepat untuk menghasilkan hasil yang berkelanjutan terkadang menjadi sebuah tantangan.
Dalam studi terbaru, tim peneliti dari University of Sfax, Tunisia, menemukan bahwa menerapkan puasa intermiten dengan waktu makan antara jam 8 pagi hingga 4 sore, dikombinasikan dengan olahraga fungsional intensitas tinggi selama puasa, dapat menyebabkan transformasi yang signifikan dalam tubuh dan pengukuran kardiometabolik, dibandingkan dengan hanya mengikuti diet atau program olahraga.
Untuk penelitian yang dilakukan selama 12 minggu, 64 wanita penderita obesitas dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu satu kelompok hanya berfokus pada makan dengan waktu terbatas (diet saja), kelompok lainnya melakukan latihan fungsional intensitas tinggi (hanya olahraga), dan kelompok ketiga menggabungkan pembatasan waktu makan dengan latihan fungsional intensitas tinggi (diet + olahraga).
Baca juga: 10 Manfaat Buah Pepaya, Menurunkan Berat Badan dan Mengatasi Diabetes
Pelatihan fungsional terdiri dari tiga sesi mingguan yang dipimpin oleh seorang instruktur, masing-masing berlangsung selama satu jam.
Sesi ini mencakup 8 set 8 latihan fungsional, yang terdiri dari latihan aerobik dan ketahanan. Latihan ini dilakukan pada malam hari, satu jam setelah waktu puasa peserta dimulai.
Untuk mengukur kesehatan kardiometabolik para peserta, para peneliti mengamati kadar kolesterol, glukosa darah, dan lipid mereka.
Di akhir percobaan, ketiga kelompok menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan, penurunan lingkar pinggang dan pinggul, serta perubahan kadar lipid dan glukosa yang menguntungkan.
Namun, ada beberapa perubahan yang terlihat di antara kelompok tersebut.
Baca juga: 11 Penyebab Sulit Menurunkan Berat Badan
Pada kelompok diet + olahraga dan kelompok olahraga saja, terlihat jelas perubahan, khususnya massa bebas lemak, yang mencakup massa tanpa lemak dan massa otot rangka, serta perbaikan tekanan darah.
Sedangkan, pengukuran ini tetap tidak berubah pada kelompok diet saja.
“Peserta dalam kelompok diet + olahraga umumnya mengalami perubahan yang lebih besar pada komposisi tubuh dan parameter kardiometabolik dibandingkan hanya diet atau olahraga saja,” kata peneliti dalam rilisnya.
Karena penelitian ini didasarkan pada ukuran sampel yang kecil, sulit untuk menentukan dampak pasti dari rutinitas olahraga atau makan tertentu dengan batasan waktu versus pengurangan kalori.
Namun, para peneliti merekomendasikan bahwa menggabungkan puasa intermiten dengan pelatihan fungsional intensitas tinggi adalah strategi yang menjanjikan untuk meningkatkan komposisi tubuh dan kesehatan kardiometabolik.
Baca juga: 10 Makanan Rendah Kalori untuk Membantu Menurunkan Berat Badan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.