Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2013, 10:34 WIB

Kompas.com - Penularan virus flu pada bayi bisa berdampak serius. Di AS, setiap tahunnya 20.000 anak berusia kurang dari 5 tahun dirawat di rumah sakit akibat komplikasi flu seperti pneumonia atau radang paru.

Seperti halnya pada orang dewasa, bayi juga bisa terinfeksi virus flu jika berdekatan dengan orang yang sedang sakit flu, batuk atau bersin-bersin. Orang yang sakit flu bisa menularkan virus sekitar dua hari sebelum gejala dimulai serta lima sampai seminggu setelahnya.

Ada beberapa gejala bayi yang tertular flu, antara lain demam mendadak lebih dari 38,3 derajat celcius, tampak lemah, serta mengalami gangguan pernapasan seperti pilek dan batuk kering.

Bila hidung tersumbat atau batuk muncul lebih awal sebelum timbul demam, besar kemungkinan anak Anda hanya menderita salesma atau flu biasa.

Bayi yang tertular flu baisanya susah makan dan terkadang mengalami diare atau muntah. Jika Anda mencurigai si kecil terkena flu, segera periksakan dokter. Pada musim flu, mungkin dokter akan memberikan obat antivirus.

Waspadai gejala flu pada bayi berusia kurang dari 3 bulan atau demam 38 derajat atau lebih. Demam pada bayi berusia kurang dari 3 bulan bisa menandakan adanya infeksi serius.

Gejala lain yang harus diperhatikan adalah jika demam bayi berlangsung lebih dari 3 hari, batuk yang tidak sembuh lebih dari seminggu, mengeluh sakit di telinga, menunjukkan tanda dehidrasi, atau sakit kembali setelah sembuh dari flu (mungkin ia menderita infeksi sekunder).

Untuk menyembuhkan flu yang paling penting adalah beristirahat di rumah dan cukup minum. Jika bayi sudah mendapat makanan padat, cobalah berikan buah potong atau sup hangat. Biasanya di hari ketiga sampai kelima penyakitnya sembuh.

Hindari memberikan bayi antibiotik, terutama karena flu disebabkan oleh virus. Antibiotik hanya diberikan jika bayi menderita infeksi sekunder seperti radang paru, bronkitis, atau infeksi telinga.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com