Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2013, 11:42 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


Kompas.com - Tulang belakang merupakan salah satu bagian terkuat dalam tubuh. Begitu tulang penopang utama tubuh ini terganggu, rasa sakit akan menyerang sehingga produktivitas terganggu. Itu sebabnya jangan abaikan keluhan nyeri tulang belakang.

Sebagai makhluk berkaki dua yang berdiri tegak, tulang belakang manusia merupakan organ tubuh teramat vital karena berfungsi menopang berat badan. Tulang belakang meliputi tulang leher (cervical), bagian tengah belakang (thoracal), dan bawah belakang (lumbal/pinggang).

Struktur punggung yang rumit ini dapat digerakkan membungkuk, memutar dan menyangga beban yang dibawa manusia, sehingga juga rentan terkena masalah. Perubahan struktur atau keseimbangan sekecil apa pun bisa menimbulkan nyeri ketika bergerak.

Bila saraf spinalis yang berada di sepanjang tulang belakang sampai cedera, akan timbul risiko nyeri atau mati rasa pada sebagian tubuh. Sedangkan cedera punggung berat dapat menimbulkan kerusakan permanen pada saraf spinalis serta kelumpuhan.

Ahli bedah tulang belakang dari Mount Elizabeth Hospital, Singapura, Dr.Chua Soo Young, menjelaskan, gangguan pada tulang belakang bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya gangguan otot, tulang yang hancur, gangguan pada sendi, infeksi, sampai tumor.

Namun sebagian besar orang dengan keluhan nyeri tulang belakang disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik, postur tubuh yang buruk, kegemukan, dan mengalami stres fisik dan mental.

Selain itu ada faktor risiko yang terkait dengan pekerjaan, termasuk kerja fisik yang berat, melakukan pekerjaan dengan posisi statis seperti berdiri diam atau duduk di satu tempat dalam waktu lama.

"Pada orang yang pekerjaannya sering menggerakkan leher, misalnya polisi atau sopir taksi, biasanya sering mengelami gangguan nyeri leher," katanya ketika ditemui dalam sebuah acara di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pemeriksaan

Chua menjelaskan, penanganan gangguan tulang belakang sangat bergantung pada hasil pemeriksaan awal. "Untuk memastikan dengan akurat masalahnya harus dilakukan pemindaian," kata dokter yang sempat menjadi Wakil Kepala Pelayanan Tulang Belakang pada Changi General Hospital, Singapura, ini.

Saat ini sudah tersedia berbagai pemeriksaan diagnostik untuk cedera tulang belakang, mulai dari X-Ray, sampai PET-SCAN yang bisa mencari tumor berukuran kecil di bagian tulang belakang.

Chua mengatakan penanganan masalah tulang belakang tidak selalu berakhir di meja operasi, bahkan menurutnya kebanyakan pasien tidak dioperasi.

"Kalau hasil pemindaian dan pemeriksaan penunjang menunjukkan tidak ada masalah pada tulang atau sarafnya, mungkin masalahnya hanya pada otot sehingga penanganannya dengan pijat saja cukup," katanya.

Meski demikian, menurutnya setiap keluhan pada tulang belakang jangan diabaikan agar masalahnya tidak bertambah berat. Penanganan yang tidak benar di awal juga dapat berpengaruh buruk pada perjalanan penyakit.

Tidak semua gangguan pada tulang belakang juga bisa diobati. "Ada gangguan yang hanya muncul dalam posisi tubuh tertentu saja, misalnya ketika bungkuk terlalu lama, sehingga yang bisa dilakukan adalah menghindari posisi tertentu yang memicu," urainya.

Ia juga menyarankan pentingnya gaya hidup sehat seperti menghindari kebiasaan merokok serta aktif berolahraga. "Selain melakukan latihan kardio, lakukan juga latihan penguatan otot dan sendi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com