Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2013, 14:58 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


Kompas.com — Para ilmuwan masih terus meneliti kaitan antara penggunaan ponsel dan kanker. Salah satu penemuan baru mengungkapkan, sering memakai ponsel akan meningkatkan level stres oksidatif yang merupakan pemicu kanker.

Aman tidaknya penggunaan ponsel bagi kesehatan memang masih kontroversial. Beberapa pihak mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari penggunaan ponsel. Sementara itu sebagian lain mengingatkan bahaya dari radiasi ponsel yang akan memicu stres oksidatif.

Dalam riset terbaru, para ilmuwan lebih fokus pada kelenjar ludah ketimbang otak para pengguna ponsel. Kelenjar ludah dinilai lebih terpengaruh karena lebih dekat dengan ponsel saat dipakai untuk bicara.

Para responden dalam penelitian ini adalah mereka yang berbicara di ponsel sekitar total 6 jam dalam sebulan. Tetapi ada juga yang berbica di ponsel sampai 30-40 jam sebulan.

Kemudian air liur mereka dibandingkan dengan orang yang tunarungu. Kelompok tunarungu itu menggunakan ponsel hanya untuk mengirim SMS atau pesan tertulis lainnya. Ternyata kadar stres oksidatif mereka lebih rendah dibanding para pengguna aktif ponsel.

"Ini menunjukkan ada stres oksidatif di kelenjar yang dekat dengan bagian tubuh saat ponsel digunakan," kata Dr Yaniv Hamzany, peneliti dari Israel.

Stres oksidatif merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada kanker dibandingkan dengan faktor lain. Stres ini akan mengganggu reaksi kimiami sel, merusak sel dan DNA akibat produksi perioksida dan radikal bebas.

Meski penelitian tersebut tidak menunjukkan hubungan sebab akibat, tetapi menurut para peneliti hasil riset ini dapat menjadi bukti bahwa penggunaan ponsel berbahaya dalam jangka panjang.

Selain bahaya kanker, frekuensi penggunaan ponsel yang terus meningkat bisa menyebabkan efek jangka pendek, antara lain merusak hubungan dengan orang di sekitar, meningkatkan level stres, nyeri kronik, dan gangguan penglihatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau