Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2014, 15:08 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com — Cuaca di lingkungan ternyata memengaruhi kemungkinan serangan stroke. Meski masih memerlukan riset lanjutan, para peneliti dari American Stroke Association sudah mengungkapkan adanya kemungkinan tersebut.

Melalui riset tersebut, peneliti memperlihatkan adanya hubungan antara perubahan cuaca dan peningkatan jumlah pasien yang dirawat dan meninggal akibat stroke. Perubahan cuaca ini terdiri atas suhu yang naik turun dan beberapa unsur lainnya.

"Cuaca bukan sesuatu yang biasa dihubungkan dengan risiko stroke. Namun kami menemukan, cuaca merupakan salah satu faktor risiko di antara faktor lain yang berhubungan dengan perawatan akibat stroke," kata pengajar epidemiologi di Yale University’s School of Public Health, Judith H Lichtman.

Dalam risetnya, peneliti membandingkan sampel lebih dari 134 ribu orang dewasa di Amerika pada 2009-2010 dengan data meteorologi. Para responden diketahui menjalani perawatan di rumah sakit akibat stroke. Hasilnya, perubahan besar cuaca dengan peningkatan titik embun —yang menandakan tingkat kelembaban udara— berhubungan dengan peningkatan angka perawatan akibat stroke. Meningkatnya pasien yang dirawat dan meninggal akibat stroke terjadi ketika suhu relatif rendah.

Sebaliknya, rata-rata kasus stroke menurun seiring dengan meningkatnya suhu. Peningkatan suhu 1 derajat Fahrenheit menurunkan angka perawatan sebesar 0,86 persen dan angka kematian sebesar 1,1 persen. Peneliti juga menemukan, perubahan suhu dan titik embun dengan cepat berhubungan dengan peningkatan angka perawatan, walau tidak memengaruhi angka kematian.

"Faktor meteorologi seperti fluktuasi harian suhu dan kelembaban sebaiknya dimasukkan dalam faktor risiko yang meningkatkan angka perawatan akibat stroke," kata Lichtman.

Mereka yang berisiko stroke sebaiknya menghindar dari paparan perubahan suhu dan kelembaban yang cukup besar. Orang di sekelilingnya juga harus bersiap dan cepat beraksi bila penderita menunjukkan gejala serangan stroke. Gejala stroke antara lain wajah yang terkulai, lemah pada lengan atau kaki, sakit kepala, serta sulit berbicara dan melihat.

Walaupun faktor alam sulit dikendalikan, menurut Centers for Disease Control and Prevention, penderita bisa meminimalkan risiko serangan stroke dengan berolahraga, makan makanan sehat, dan tidak mengonsumsi rokok serta alkohol. Pola hidup yang baik akan mencegah seseorang terkena serangan stroke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau