Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2014, 08:00 WIB
Dian Maharani,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
- Mantan Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat RI, Nova Riyanti Yusuf kembali membuahkan karya dalam bentuk tulisan. Kali ini ia menulis buku tentang kesehatan jiwa berjudul "A Rookie and The Passage of Mental Health Law: An Indonesia Story".

Wanita yang akrab disapa Noriyu ini menceritakan perkembangan masalah kesehatan jiwa di Indonesia yang kini telah memiliki Undang-undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa. Ia menceritakan perjuangannya di parlemen untuk mengolkan undang-undang tersebut.

"Buku ini saya tulis dalam keadaan lelah sekali. Saya ceritakan bagaimana 5 tahun memperjuangkan Undang-undang Kesehatan Jiwa," kata Noriyu di Jakarta, Rabu (10/8/2014).

Buku ini merupakan wujud kecintaannya terhadap masa depan kualitas kesehatan jiwa di Indonesia. Dokter spesialis Kesehatan Jiwa ini mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak memperhatikan masalah kesehatan jiwa. Masalah kesehatan jiwa di Indonesia pun bisa berujung pada pelanggaran hak asasi manusia (HAM), seperti pemasungan orang dengan gangguan jiwa.

Noriyu mengaku merasa malu karena media luar pernah memberitakan kasus pemasungan di Indonesia yang memunculkan pandangan sebagai negara pelanggar HAM. Selain itu, sejumlah rumah sakit jiwa di Indonesia juga masih jauh dari kata layak. Ini menunjukkan buruknya pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia. Menurut Noriyu, masalah kesehatan jiwa sangat penting, namun masih kurang perhatian dari pemerintah.

"Tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa. Sakit fisik bisa tambah parah dengan sakit jiwa," kata Noriyu.

Namun, menurut Noriyu, Indonesia kini mulai bebenah. Ia bersama rekannya di Komisi IX saat itu pernah melepaskan korban pemasungan. Ia berharap masalah kesehatan jiwa terus diatasi. Adanya UU Kesehatan Jiwa diharapkan dapat menjembatani penyelesaian masalah kesehatan jiwa.

Buku setebal 175 halaman ini sengaja ia tulis dalam Bahasa Inggris karena akan diberikan kepada para koleganya di luar negeri. Ia ingin agar dunia tahu bahwa Indonesia tengah serius mengatasi masalah kesehatan jiwa.

"Mengapa saya tulis ke dalam Bahasa Inggris? Tujuannya untuk menujukkan bahwa Indonesia serius menyelesaikan masaah pelayanan kesehatan jiwa yang pada akhirnya mampu mencegah pelanggaran HAM," terang Noriyu.

Adapun versi Bahasa Indonesia baru akan diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada 5 Januari 2015. Buku dalam Bahasa Inggris ini akan diluncurkan bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang jatuh pada 10 Oktober 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com