Serge Pun, CEO First Myanmar Investment Group (FMI), mengatakan sejak berdiri pada 2005 rumah sakit ini, dulu bernama Pun Hlaing International Hospital, berusaha memberikan layanan medis terbaik untuk seluruh lapisan warga Myanmar, khususnya kota Yangon.
“Selama sembilan tahun kami mencoba memberikan layanan medis terbaik, namun dengan segala keterbatasan kami ternyata tak mampu menjalankan niat kami itu,” kata Serge.
Ia kemudian berkeliling ke sejumlah negara di Asia dan kawasan lain di dunia untuk digandeng menjadi rekanan untuk membangun sebuah rumah sakit yang berkualitas di Myanmar.
“Setelah bertemu dengan kelompok Siloam, saya yakin mereka adalah kelompok usaha terbaik yang bisa diajak bekerja sama,” lanjut Serge.
Sementara itu, CEO Lippo Group James Riyadi saat meninjau kondisi Pun Hlain Siloam Hospital, sehari sebelum peresmian, mengatakan apa yang dilakukan kelompok usahanya di Myanmar bukan sekadar sebuah program CSR.
“Apa yang kami lakukan ini melampaui CSR. Jika CSR adalah program yang dilakukan untuk memberikan kesan baik di mata pihak lain. Namun, yang kami lakukan adalah stewardship, kami lebih menekankan pelayanan,” kata James.
Apalagi, lanjut dia, Pemerintah Myanmar belum memiliki program BPJS Kesehatan seperti yang sudah diterapkan di Indonesia. Myanmar, tambah James, baru merencanakan program sejenis BPJS Kesehatan namun dengan pelayanan yang sangat terbatas.
Pun Hlaing Siloam Hospital (PHSH) diresmikan Sabtu (6/6/2015) di Yangon, Myanmar. Saat ini rumah sakit itu diperkuat 84 orang dokter, 84 orang perawat dan 92 staf medis. Saat ini PHSH memiliki 174 tempat tidur namun manajemen rumah sakit memiliki target penambahan ranjang menjadi 1.000-1.200 buah pada 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.