KOMPAS.com - Menyetir lebih dari satu jam sehari ternyata membuat pengendaranya lebih gemuk 2 kg dibandingkan yang hanya menyetir 15 menit. Menyetir lama juga menambah 1,5 cm ukuran ikat pinggang.
Hal ini terjadi karena gaya hidup kurang gerak yang meningkatkan risiko penyakit penyebab kematian, seperti diabetes dan penyakit jantung. Pria paling berisiko terkena akibat buruk menyetir karena mereka yang paling sering mengendarai mobil.
Studi yang menemukan hal ini mengukur kebiasaan menyetir 2.800 orang dewasa dengan indeks massa tubuh, lingkar pinggang, glukosa puasa, dan indikator lain yang berhubungan dengan diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Mereka mencatat, 64 persen orang Inggris menggunakan mobil sebagai transportasi. Di AS, 86 persen masyarakat memilih naik mobil sebagai alat transportasi utama.
Peneliti Profesor Takemi Sugiyama dari Australian Catholic University mengatakan, fokus naik transportasi umum sering didasarkan pada pengurangan waktu perjalanan. Namun, ia berpendapat, pertimbangan utama seharusnya diberikan pada dampaknya terhadap kesehatan.
"Sektor transportasi selama ini berusaha mempromosikan transportasi umum agar mengurangi kemacetan, polusi udara, dan jumlah kendaraan bermotor," katanya.
"Usaha itu lebih jauh didukung oleh tersedianya bukti meyakinkan dampak merugikan waktu yang dihabiskan di mobil untuk kesehatan," lanjutnya.
Studi-studi sebelumnya menemukan, memiliki perut buncit berarti membawa risiko penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke serta diabetes.
Penemuan baru ini diumumkan seminggu setelah peneliti dari Oxford University menemukan bahwa memiliki perut buncit meningkatkan risiko pria terkena kanker prostat.
Mereka menemukan, setiap tambahan 10 cm di lingkar pinggang pria meningkatkan risiko terkena penyakit berbahaya itu sampai 13 persen.
Studi lain dari Mayo Clinic menemukan bahwa orang dewasa berberat badan normal, tetapi berperut buncit, dua kali berisiko mengalami kematian dini dibandingkan mereka yang kelebihan berat atau obesitas.
Para ilmuwan mengatakan, lemak terkumpul di perut dan menyelimuti organ tubuh disebut lemak visceral. Lemak itu berbahaya karena mengeluarkan kimiawi peradangan dan menggangu proses vital, seperti metabolisme, tekanan darah, dan pembekuan.
Dalam studi terakhir tersebut, para penglaju disebut dapat membuat perbedaan untuk kesehatannya dengan meninggalkan mobil di rumah dan lebih sering jalan kaki atau bersepeda.
Sebuah studi yang dilakukan pada Maret lalu menunjukkan, lebih dari 150.000 orang Inggris berusia 40 sampai 69 tahun yang jalan kaki, bersepeda, atau naik transportasi umum memiliki lemak tubuh lebih sedikit dan indeks massa tubuh lebih rendah. Ditemukan untuk rata-rata pria usia 53 tahun, naik sepeda ke kantor ada hubungannya dengan perbedaan berat badan lebih rendah 5 kg.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.