KOMPAS.com - Warga korban banjir Jabodetabek diminta mewaspadai sejumlah penyakit yang mengancam pascabanjir.
Penyakit yang umum menyerang setelah banjir antara lain diare, demam berdarah, leptospirosis, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), sampai penyakit kulit.
Penyakit tersebut biasanya tidak muncul berbarengan. Melainkan, menyerang lewat beberapa tahap.
Baca juga: Sejumlah Daerah Terendam Banjir, Waspadai 6 Penyakit Menular Ini
Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, SpKK(K), FINSDV, FAADV dari RSUD dr. Moewardi Surakarta menjelaskan, penyakit setelah banjir menyerang secara bertahap sesuai masa inkubasi kuman, virus, dan bakteri.
Dokter yang akrab disapa Pras ini menyampaikan, umumnya terdapat tiga fase penyakit menyerang korban banjir.
Rentang waktunya saat banjir sampai sebulan setelah musibah bencana air bah menerjang suatu kawasan.
Fase pertama
Pras menjelaskan fase pertama dikenal dengan tahapan akut. Siklusnya terjadi dalam rentang waktu nol sampai tujuh hari setelah banjir.
Fase ini disebut waterborne disease. Artinya, penyakit yang ditularkan melalui air saat sumber air bersih terkontaminasi bakteri, virus, dan bakteri dari air bah.
Penyakit yang masuk dalam tahap pertama biasanya berkaitan dengan kulit, mata dan saluran pencernaan.
Warga bisa sakit akibat paparan air dan bahan-bahan yang terkontaminasi virus, kuman, atau bakteri selama banjir.
Kontaminasi juga bisa terjadi saat proses pembersihan lingkungan setelah banjir surut.
Penyakit kulit yang sering dijumpai pada fase ini ada dua, yakni:
Sedangkan kasus pada mata yang sering dijumpai adalah:
Sementara itu, penyakit saluran cerna pada fase awal dapat berpotensi menjadi akut, antara lain: