"Kondisinya bisa parah atau akut saat terjadi kekurangan air bersih dan sanitasi buruk," terang Pras, saat diwawancara Kompas.com, Jumat (3/1/2020).
Fase kedua yang berlangsung satu sampai empat minggu setelah banjir dikenal sebagai tahap rodent-borne disease.
Seperti namanya, penyakit yang muncul pada fase ini ditularkan melalu binatang pengerat seperti tikus.
Baca juga: Leptospirosis Mengancam saat Banjir, Begini Cara Mencegahnya
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu membeberkan beberapa penyakit yang sering dijumpai pada fese kedua, yakni:
Fase terakhir disebut sebagai vector disease, artinya penyakit ditularkan melalui vektor tertentu dalam kurun waktu empat minggu setelah banjir.
Pras menjelaskan beberapa penyakit yang menyerang warga pada fase ini, antara lain:
Pras mengatakan pengawasan dan edukasi warga di daerah banjir krusial atau penting untuk mengantisipasi dampak banjir.
Tujuannya, untuk meminimalkan risiko penyebaran penyakit menular pascabanjir.
"Penilaian risiko yang komprehensif dapat membantu menentukan penyakit prioritas yang harus diawasi," jelas Pras.
Selain sistem pengawasan dan peringatan dini, semua pihak disarankan bergotong royong memastikan kebutuhan warga korban banjir. Antara lain: