Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Mani Encer: Penyebab dan Cara Mengobati

Kompas.com - 05/02/2020, 21:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Bagi pria, mengalami air mani encer mungkin akan memunculkan berbagai kekhawatiran. Apalagi jika Anda tengah menjalani program hamil bersama pasangan.

Namun, tak perlu panik karena ada cara mengobati mani encer yang dapat Anda pilih.

Air mani (disebut juga cairan semen) adalah cairan yang mengandung sperma yang keluar melalui penis ketika ejakulasi.

Baca juga: Apa Sebabnya Volume Air Mani Berkurang?

Normalnya, air mani memiliki konsistensi yang kental dan berwarna putih susu, namun tekstur dan warna ini bisa berubah karena beberapa faktor.

Air mani yang encer, misalnya, bisa mengindikasikan sedikitnya jumlah sperma yang dibawanya.

Meski sebagian besar air mani encer hanya sementara dan tidak butuh perawatan khusus, Anda tetap dapat menempuh pengobatan tertentu bila merasa kondisi tersebut membuat Anda khawatir.

Penyebab air mani encer

Untuk mengobati air mani encer, Anda harus mengetahui terlebih dahulu penyebabnya. Air mani encer sendiri dapat terjadi karena beberapa faktor di bawah ini.

1. Sedikitnya jumlah sperma

Seorang pria dikatakan memiliki jumlah sperma yang sedikit bila pada 1 mililiter air maninya mengandung kurang dari 15 juta sperma.

Kondisi ini tidak menandakan Anda infertil, hanya saja sel sperma akan menjadi sulit membuahi sel telur.

Faktor genetik, ketidakseimbangan hormon, infeksi, hingga penggunaan obat-obatan tertentu dapat mengakibatkan jumlah sperma menurun yang akan berefek pada encernya air mani.

Selain itu, faktor gaya hidup juga akan memengaruhi ini, misalnya sering minum alkohol, merokok, dan kelebihan berat badan.

Baca juga: Untuk Semua Pria, Ada 27 Virus yang Bisa Ditularkan Lewat Air Mani

2. Varikokel

Varikokel adalah pembengkakan pembuluh darah pada testis menuju salah satu atau kedua skrotum.

Berkurangnya jumlah sperma yang ditandai air mani encer memang merupakan salah satu gejala paling jelas dari penyakit ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com