KOMPAS.com – Kanker payudara adalah kondisi ketika sel kanker terbentuk di jaringan payudara.
Keganasan pada jringan payudara ini dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya.
Dokter Spesialis Bedah RS Brayat Minulya Surakarta, dr. Yudit Anastasia Sari, M. Biomed, Sp.B, menyampaikan kanker payudara termasuk penyakit mematikan yang patut diwaspadai.
Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Tumor Payudara Jinak dan Kanker Payudara
Dia menyebut, berdasarkan laporan yang berkembang, kanker payudara menempati posisi kedua sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita, setelah kanker paru-paru.
Angka kejadian kanker payudara bahkan menempati posisi tertinggi di antara kanker pada wanita, yakni 25 persen dari semua kanker.
“Sayangnya, 80 persen kasus kanker di Indonesia ditemukan dalam stadium lanjut, sehingga semakin sulit ditangani,” kata dr. Yudit saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (1/9/2020).
Oleh sebab itu, gejala kanker payudara harus bisa dideteksi sedini mungkin.
dr. Yudit mengatakan deteksi kanker payudara sebenarnya bisa dilakukan secara mandiri, yakni dengan melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri).
Berikut ini tata cara mendeteksi kanker payudara dengan SADARI:
1. Berdiri di depan cermin dan angkat tangan
Saat melakukan langkah ini, pastikan bahu lulur sejajar.
Setelah itu, letakan tangan pada pinggang.
Baca juga: Tumor Payudara Jinak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Cermati kedua payudara apakah simetris atau tidak, adanya perubahan bentuk atau warna, permbengkakan dan atau perubahan pada puting.
Kelainan yang mungkin ditemukan adalah benjolan, kerutan, posisi puting tidak normal, struktur kulit, atau kemerahan.
2. Angkat kedua lengan di belakang kepala dan dorong siku ke depan