KOMPAS.com - Ghosting terjadi ketika seseorang yang Anda kencani atau berteman dengannya menghilang tanpa jejak.
Kondisi ini bisa terjadi di awal hubungan atau di tengah-tengah hubungan, serta secara langsung atau online.
Berurusan dengan orang yang melakukan ghosting memang sangat sulit, terutama karena Anda biasanya tidak tahu penyebabnya atau tidak tahu bagaimana harus bereaksi.
Orang tersebut tiba-tiba menghentikan semua kontak dengan Anda.
Baca juga: Kenali Apa itu Body Shaming dan Efek Buruknya Pada Kesehatan Mental
Mereka tidak akan menanggapi SMS, email, panggilan, atau pesan media sosial.
Ghosting biasanya dapat berdampak terhadap kesehatan mental seseorang.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui seluk beluk tentang ghosting.
Melansir dari Very Well Mind, orang-orang melakukan ghosting karena berbagai alasan.
Pakar hubungan dan psikolog setuju bahwa orang yang ghosting menghindari situasi yang tidak nyaman.
Penghindaran ini, meskipun dianggap sebagai kurangnya perhatian, sering kali karena mereka merasa itu adalah cara terbaik untuk mengatasi ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan jelas.
Orang yang melakukan ghosting mengakui bahwa mereka tidak ingin menyakiti Anda atau mereka tidak tahu harus berbuat apa.
Kadang-kadang mereka tidak berpikir untuk mendiskusikan suatu situasi karena mereka takut untuk menghadapinya.
Ghosting adalah cara pasif untuk menarik diri.
Baca juga: Panduan Jaga Kesehatan Mental Selama Pandemi dari Kemenkes RI
Namun, beberapa orang yang melakukan ghsoting merasa bahwa menghilang sepenuhnya mungkin sebenarnya adalah cara termudah dan terbaik untuk menangani situasi.
Selain itu, ada pula yang menganggap bahwa cara ini merupakan cara terbaik untuk keluar dari suatu hubungan.