Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Serangan Jantung, Ini 4 Penyebab Nyeri Dada

Kompas.com - 04/09/2021, 08:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Ketika dada terasa sakit, kita mesti membayangkan hal itu terjadi akibat serangan jantung.

Faktanya, Anda tak perlu buru-buru takut. Sebab, tak selamanya nyeri di dada terjadi karena serangan jantung.

Menurut ahli jantung Curtis Rimmerman nyeri dada memang hal yang tak bisa kita sepelekan. Namun, bukan berarti kita harus takut.

“Jika ragu, berhati-hatilah dan kunjungi dokter atau pusat kesehatan terdekat,” ucap Rimmerman.

Baca juga: Idiopathic Thrombocytopenic Purpura

Tanda nyeri dada yang serius

Nyeri dada bisa menjadi tanda serius jika terjadi selama lima menit dan disertai gejala berikut:

  • sesak napas
  • keringat dingin
  • mual
  • kelelahan atau pusing.

Penyebab lain nyeri di dada

Rasa sakit di dada bisa terjadi karena faktor lain yang tidak ada hubungannya dengan jantung. Berikut penyebab lain nyeri di dada:

1. Serangan panik atau kecemasan

Serangan panik atau kecemasan dapat muncul dengan sendirinya. Gejalanya serangan panuk atau kecemasan biasanya muncul dalam bentuk sesak dada, keringat dingin, dan sesak napas.

Gejala tersebut serupa dengan penyakit jantung karena itu banyak orang yang sering salah mengartikannya.

Nyeri dada pada serangan jantung bisa menyebar ke area lain seperti lengan, rahang atau leher.

Namun, serangan panik sering kali menyebabkan nyeri tajam atau menusuk, jantung berdebar kencang atau rasa tidak nyaman di dada yang sulit dijelaskan.

2. Pneumonia atau abses paru

Infeksi paru-paru ini dapat menyebabkan pleuritik dan jenis nyeri dada lainnya, seperti nyeri dada yang dalam.

Nyeri dada akibat pneumonia sering datang tiba-tiba, menyebabkan demam, menggigil, batuk, dan batuk bernanah dari saluran pernapasan.

Baca juga: Sindrom Rotor

3. Emboli paru

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau