Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warna Dahak Dapat Indikasikan Kondisi Tubuh, Kenali Artinya

Kompas.com - 04/09/2021, 20:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com- Dahak adalah sejenis lendir yang diproduksi di paru-paru dan saluran pernapasan bagian bawah di dekatnya.

Jenis lendir ini memiliki peran penting dalam mencegah kuman dan bahan masuk ke saluran udara dan paru-paru yang berpotensi menyebabkan infeksi.

Area tubuh lainnya, termasuk saluran pernapasan bagian atas (hidung, mulut, dan tenggorokan) dan saluran pencernaan (usus) juga mengeluarkan lendir.

Biasanya, lendir bening dan tipis dan tidak terlihat sama sekali.

Baca juga: Mengenal 8 Penyebab Batuk di Pagi Hari

 

Ketika seseorang sakit pilek atau infeksi, lendirnya bisa mengental dan berubah warna.

Melansir dari Medical News Today dan Healthline, warna dahak dapat memberikan banyak informasi tentang kondisi tubuh, khususnya pada bagian paru-paru dan organ lain dari sistem pernapasan.

Berikut ini warna dahak dan artinya yang harus dikenali.

Jernih

Lendir bening itu normal. Ini terdiri dari air, garam, antibodi dan sel sistem kekebalan lainnya.

Setelah diproduksi di saluran pernapasan, sebagian besar turun ke belakang tenggorokan dan tertelan.

Cokelat

Dahak berwarna cokelat dapat menunjukkan kemungkinan adanya perdarahan, dan jika demikian, kemungkinan disebabkan oleh pendarahan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Dahak berwarna merah terang atau merah muda berarti pendarahan terjadi baru-baru ini.

Lendir hitam dapat menunjukkan adanya infeksi jamur.

Seseorang yang memiliki dahak hitam harus segera menghubungi dokter, terutama jika mereka memiliki sistem kekebalan yang lemah.

Putih

Lendir putih menandakan hidung tersumbat.

Ketika rongga hidung tersumbat, jaringan membengkak dan meradang, yang memperlambat perjalanan lendir melalui saluran pernapasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com