KOMPAS.com - Berdasaran Pusat data dan Informasi Kementrian Kesehatan Indonesia depresi adalah masalah kesehatan jiwa yang banyak dialami masyarakat dunia dalam tiga dekade terakhir ini.
Masalah depresi ini masih banyak disepelekan oleh orang-orang. Padahal, depresi bisa mempengaruhi cara orang berpikir, merasa, dan bertindak.
Depresi juga dapat berdampak pada kesehatan fisik dan berbagai aspek dalam kehidupan seseorang.
Baca juga: Memahami Pentingnya Kesehatan Mental untuk Atlet
Sebagian besar hal-hal yang memicu depresi memang tidak bisa kita kendalikan seperti gen, bahan kimia di otak, dan faktor lingkungan.
Kita memang tidak bisa sepenuhnya menghindari diri dari depresi. Namun, kita bisa melakukan pencegahan dengan cara berikut:
Stres dan depresi sangat terkait erat. Menurut Medical News, orang yang mengalami stres kronis berisiko tinggi mengalami depresi.
Untuk menghindari stres, kita bisa melakukan langkah sederhana seperti berikut:
Banyak penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik memiliki manfaat serupa antidepresan.
Depresi memang dapat mempersulit beberapa orang untuk mulai berolahraga, tetapi kurangnya aktivitas juga dapat memperburuk gejala.
Sebagai langkah awal, Anda bisa mencoba olahraga lima menit sehari seperti jalan kaki. Lalu tingkatkan rutinitas tersebut dengan mencoba olahraga intensitas sedang selama 10 menit setiap minggu.
Memiliki sistem pendukung yang kuat dan kehidupan sosial yang aktif penting untuk kesehatan mental kita.
Penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan memiliki dukungan sosial yang "memadai" dapat melindungi diri dari depresi.
Jadi, pastikan Anda terhubung secara teratur dengan teman dan keluarga, bahkan ketika Anda sibuk.
Menghadiri acara sosial ketika ada waktu dan menemukan hobi baru yang dapat membantu Anda bertemu orang baru juga dapat membantu Anda membangun hubungan yang kuat dengan orang lain.
Baca juga: Kopi Bantu Ringankan Gejala Depresi, Kok Bisa?
Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan media sosial dapat menyebabkan depresi dan harga diri yang rendah.
Namun, membatasi waktu media sosial dapat membantu mencegah depresi. Anda bisa mengurangi waktu pemakaian sosial media dengan cara berikut:
Orang toxic akan membuat kita merasa merasa buruk tentang diri kita sendiri. Terkadang mereka benar-benar mengganggu, merendahkan kita secara halus agar diri mereka merasa lebih baik
Orang toxic juga bisa saja memanfaatkan kita dan tidak tulus berhubungangan kita. Riset 2012 juga membuktikan bahwa 2012 interaksi sosial negatif (berhubungan dengan orang toxic) bisa meningkatkan protein sitokin.
Protein sitokin bisa meningkatkan peradangan di tubuh dan memicu depresi.Karena itu, sebisa mungkin jauhi lingkungan pertemanan yang dipenuhi orang toxic.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.