KOMPAS.com - Memang terdengar menyegarkan dan menyenangkan untuk berenang di perairan terbuka seperti laut, sungai, atau danau. Selain bisa menikmati pemandangan yang indah, kita dapat merasa menyatu kembali dengan alam.
Namun, ada beberapa hal yang dapat Anda ketahui akan bahaya dari berenang di perairan terbuka.
Berdasarkan Healthline, meskipun beberapa sungai dan pantai dikategorikan aman untuk berenang, berenang di perairan lepas tetap dapat menimbulkan bahaya.
Baca juga: Cara Aman Berenang di Pantai atau Kolam saat Pandemi Covid-19
Mulai dari kualitas air hingga kuat arus, ada beberapa bahaya tersembunyi yang harus diwaspadai oleh perenang dan pengasuh.
Candess Zona-Mendola, advokat keamanan pangan dan air dari Houston yang menangani kasus kontaminasi pangan dan air, mengatakan kualitas air yang buruk dapat membuat berenang tidak aman.
“Salah satu bahaya air tersembunyi yang terbesar yang muncul di musim panas adalah bakteri vibrio di lingkungan air asin, seperti laut,” ujarnya.
Bakteri ini adalah bakteri pemakan daging yang memuncak pada bulan-bulan musim panas.
“Karena kenaikan suhu laut dan pemanasan global, kami melihat semakin banyak kasus vibrio,” tegas Zona Mendoza.
Untuk mencegah infeksi vibrio, pastikan untuk tidak meminum airnya atau terkena luka terbuka saat berendam.
Ketika Anda keluar dari air, pastikan untuk membilasnya untuk menghindari kontaminasi.
Begitu juga, amuba pemakan otak yang dikenal sebagai Naegleria fowleri dapat masuk ke lubang hidung dan berjalan ke otak.
Perenang yang ingin mencegah kejadian langka penyebarannya harus menggunakan penjepit hidung saat berenang.
Amuba ditemukan di lingkungan air tawar yang hangat seperti danau, mata air panas, dan sungai.
Baca juga: Berenang Aman Dilakukan di Tengah Pandemi Virus Corona, asal…
Kekuatan air saja dapat menjadi mematikan bagi perenang di pantai maupun di sungai.
Oleh karena itu, sangat penting bagi perenang di laut lepas atau sungai besar untuk waspada saat ada arus rip atau arus bawah.