Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Waspadai Penyakit Ginjal dengan Sadar Gejala dan Cara Pencegahannya

Kompas.com - 07/03/2023, 13:10 WIB
Sri Noviyanti

Editor


KOMPAS.com – Seiring maraknya kasus gagal ginjal akut yang terjadi di Indonesia membuat sebagian orang menaruh perhatian pada organ yang satu ini. Penyakit ginjal pun menjadi hal yang ramai dibahas hingga kini.

Kementerian Kesehatan menyebut bahwa penyakit ginjal menjadi penyebab kematian ke-10 di Indonesia dengan jumlah kematian lebih dari 42.000 per tahun.

“Pada lingkup global, penyakit ginjal diperkirakan diderita oleh 10 persen dari total penduduk dunia. Melihat data ini, tak salah kalau penyakit satu ini jadi perhatian. Perlu juga dilakukan edukasi untuk melakukan pencegahannya,” ujar dokter oeyakit dalam, dr Budianto Sigalingging SpPD-Finasim, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (7/3/2023).

belum lama ini. "Ini berarti jika penduduk Indonesia kita bulatkan menjadi 300 juta terdapat 30 juta orang yang punya penyakit ginjal," ujar dokter penyakit dalam lulusan dari Universitas Sumatera Utara itu yang telah mengambil fellowship hemodialisis.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Gagal Ginjal: Jenis, Gejala, dan Penyebabnya

Menurut dr Budianto, penyakit ginjal dapat memengaruhi kualitas hidup pasien, keluarga, dan membebani negara.

Sekadar informasi, biaya untuk tiap cuci darah dapat mencapai Rp 1,1 juta per orang. Hal ini perlu dilakukan biasanya 2-3 kali tiap minggu sehingga berisiko menjadi beban biaya.

Kurangnya kesadaran pemeriksaan rutin

Sebelumnya, dokter lulusan Universitas Sumatera Utara dan telah mengambil fellowship hemodialisis itu menyebut bahwa penyakit ginjal biasanya disebabkan hipertensi dan diabetes.

Dalam kasus tersebut, ia menilai bahwa penyakit ginjal harusnya dapat dicegah apabila masyarakat sadar untuk memeriksakan dirinya secara rutin.

"Ini merupakan kelemahan kita dalam kesadaran untuk mengukur tekanan darah. Padahal, mengontrol tekanan darah itu mudah dan dapat dilakukan di puskesmas atau klinik terdekat," papar dokter tetap di RS St Elisabeth, Medan, tersebut.

Melihat penyebabnya, dr Budianto juga mengimbau masyarakat untuk mengontrol asupan garam dan gula dari bahan konsumsi. Ia juga mendukung rencana pemerintah untuk membuat aturan lebih ketat terkait kandungan gula pada produk olahan akibat banyak anak yang kini menderita diabetes.

Baca juga: 5 Minuman Sehat untuk Bantu Detoks Ginjal

“Harusnya kita (Indonesia) dapat mencontoh Singapura dan Hong Kong yang lebih ketat dalam regulasi kadar gula dan garam dalam makanan olahan,” ujarnya.

Kenali gejala dan lakukan pencegahan

Dokter Budianto turut mengimbau masyarakat untuk dapat mengenali gejala penyakit ginjal. Sebab, ada banyak pasien yang mengaku tidak ngeh dengan gejalanya.

Ada beberapa gejala penyakit ginjal, yaitu gangguan berkemih dengan berkurangnya volume urin, kencing berdarah, sesak napas, kaki bengkak, mual muntah, dan tidak selera makan.

Budianto yang pernah mengambil fellowship di RS Khusus Ginjal Ny RA Habibie dan The Harvard Medical School terkait nephrology mengingatkan kembali masyarakat untuk memeriksa tekanan darah, kadar gula, dan urine. Pemeriksaan ini dapat diakses masyarakat lewat puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan terdekat lainnya.

Baca juga: Selain Mudah Lelah, 7 Gejala Ini Ternyata Tanda Penyakit Ginjal

"Untuk melakukan pencegahan penyakit gagal ginjal dapat dilakukan sejumlah upaya, yaitu minum air putih cukup, pengukuran tekanan darah, mengurangi asupan garam, olahraga seimbang, dan check up reguler," paparnya.

Hal terpenting, kata dr Budianto, penyakit ginjal juga dapat dipiicu dari kebiasaan merokok dan konsumsi obat sembarangan.

“Terkait konsumsi obat sembarangan, masih ingat kan dengan kasus gagal ginjal akut pada anak beberapa waktu lalu? Jangan sampai seperti itu,” ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com