BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Allercyl

"Allergy Alert”, Ini 3 Hal Pemicu Gejala Alergi yang Mesti Diwaspadai

Kompas.com - 31/07/2023, 17:50 WIB
Anissa DW,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bagi seseorang yang memiliki alergi, beberapa hal yang jamak ditemui berpotensi menjadi alergen. Saat alergi kambuh, aktivitas sehari-hari pun terganggu dan produktivitas bisa menurun.

Dikutip dari laman mayoclinic.org, alergi merupakan reaksi berlebihan sistem imun tubuh terhadap benda asing, seperti serbuk sari, racun lebah, bulu hewan, atau makanan tertentu.

Seperti diketahui, tubuh memproduksi antibodi yang berfungsi menangkal infeksi virus, bakteri, dan kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Pada penderita alergi, antibodi tersebut justru merespons alergen sebagai hal yang berbahaya untuk tubuh.

Alhasil, saat melakukan kontak dengan alergen, penderita alergi akan merasakan gangguan kesehatan, seperti kulit kemerahan, sesak napas, meler, mata merah, dan masalah pencernaan, akibat reaksi berlebihan sistem imun.

Baca juga: Gejala Alergi Mulai Menghambat Aktivitas, Ini Cara Mengatasinya

Untuk itu, diperlukan langkah preventif dengan mengidentifikasi hal-hal atau kegiatan yang berpotensi memicu alergi.

Lalu, apa saja hal yang dapat memicu alergi di keseharian? Berikut adalah ulasannya.

1. Makanan

Makanan merupakan salah satu penyebab umum reaksi alergi. Gejala alergi biasanya muncul setelah mengonsumsi jenis makanan tertentu, sekalipun dalam jumlah sedikit.

Meski semua jenis makanan dapat memicu alergi, setidaknya terdapat 7 bahan makanan yang termasuk alergen utama, telur, susu sapi, kedelai, gandum, kacang tanah, kacang-kacangan yang berasal dari pohon, serta boga bahari (seafood), yakni udang, kerang-kerangan, lobster, kepiting, dan ikan makarel.

Beberapa gejala umum dari alergi makanan adalah rasa gatal pada mulut, ruam dan gatal-gatal pada kulit, sakit perut, pusing, mual atau muntah, serta pembengkakan pada bibir, lidah, dan wajah.

Selain mengonsumsi secara langsung, gejala alergi makanan juga bisa muncul akibat kontaminasi silang. Biasanya, hal ini terjadi karena alat masak pernah digunakan untuk mengolah makanan pencetus alergi.

2. Kegiatan di alam terbuka

Berkegiatan di alam terbuka dengan pepohonan hijau dan udara segar merupakan salah satu aktivitas menyenangkan. Namun, kegiatan tersebut tidak selalu menyenangkan bagi penderita alergi.

Sebab, serbuk sari dari tanaman bisa memicu alergi. Beberapa gejala yang bisa muncul akibat alergi serbuk sari adalah bersin-bersin, hidung tersumbat, mata gatal dan berair, batuk, dan sakit tenggorokan.

Selain serbuk sari, gigitan nyamuk juga bisa menjadi pencetus alergi yang disebut sindrom Skeeter. Saat nyamuk menggigit manusia, nyamuk akan menusuk kulit menggunakan bagian mulut khusus untuk mengisap darah.

Baca juga: 7 Cara Membasmi Tungau Debu dari Rumah, Bikin Sehat dan Bebas Alergi

Pada saat bersamaan, nyamuk akan menyuntikkan air liur ke dalam kulit. Tubuh akan bereaksi terhadap air liur tersebut sehingga menimbulkan benjolan dan rasa gatal.

Pada orang dengan alergi gigitan nyamuk, gejala yang muncul tidak sekadar bentol dan rasa gatal. Lebih dari itu, gejalanya bisa berupa benjolan dengan ukuran lebih besar, kemerahan di sekitar bekas gigitan nyamuk, dan bekas gigitan terasa hangat saat disentuh.

3. Ruangan yang kurang bersih

Meskipun terlihat bersih, ruangan dengan berbagai macam perabotan dapat menjadi pemicu gejala alergi. Apalagi, bagi Anda yang punya alergi debu dan bulu halus hewan peliharaan.

Pasalnya, debu atau bulu halus penyebab alergi masih bisa tertinggal di sela-sela perabot dan tidak terlihat oleh mata. Selain itu, pada saat membersihkan ruangan, debu bisa beterbangan sehingga lebih mudah terhirup dan masuk ke sistem pernapasan.

Alergi debu dan bulu halus punya beberapa gejala umum, seperti bersin-bersin, hidung meler atau tersumbat, mata merah, berair, atau gatal, serta batuk.

Salah satu cara terbaik untuk mencegah gejala alergi adalah dengan mengantisipasi dan menghindari hal-hal yang dapat menjadi pemicu alergi.

Selain itu, penderita alergi dapat pula membawa obat khusus untuk meredakan gejala alergi. Salah satunya adalah Allercyl.

Allercyl merupakan obat antialergi yang diformulasikan dengan antihistamin generasi kedua yang dapat membantu meredakan gejala alergi, seperti pilek alergi, gatal dan bentol karena biduran, hidung meler, serta mata merah karena alergi.

Baca juga: Cara Kerja Antihistamin untuk Menurunkan Reaksi Alergi

Setiap tablet Allercyl mengandung formula teruji dengan kandungan Cetirizine 10 mg. Formula ini dapat membantu meredakan gejala alergi dengan lebih cepat, yakni cukup mengonsumsi satu tablet untuk 24 jam.

Obat tersebut dapat dikonsumsi, baik oleh orang dewasa maupun anak-anak berusia di atas 12 tahun. Cukup konsumsi satu tablet sebanyak satu kali sehari.

Allercyl cocok dikonsumsi kapan dan di mana saja karena tidak menyebabkan kantuk jika diminum sesuai aturan pakai sehingga aktivitas sehari-hari tidak terganggu. Namun, perlu diingat, Allercyl harus dikonsumsi sesuai aturan pakai agar bisa mendapatkan manfaat maksimal.

Itulah tiga hal dalam aktivitas sehari-hari yang dapat memicu gejala alergi. Bila berbagai gejala alergi muncul, Anda bisa meredakannya dengan Allercyl.

Untuk informasi lebih lengkap tentang Allercyl, silakan kunjungi tautan ini.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com