BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Adem Sari

Berbahaya bagi Tubuh, Waspadai Ancaman Dehidrasi dan Heatstroke di Tengah Cuaca Panas dan Polusi Udara!

Kompas.com - 18/10/2023, 14:45 WIB
Anissa DW,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sejumlah wilayah di Indonesia, terutama Jawa, tengah dilanda cuaca panas terik atau panas ekstrem. Pada siang hari, suhu udara bisa mencapai suhu 36-38 derajat Celsius.

Laporan “Suhu Maksimum Harian di Indonesia” yang diunggah di akun Instagram resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) @infobmkg periode 15-16 Oktober 2023, Senin (16/10/2023), menunjukkan Majalengka, Jawa Barat, sebagai kawasan terpanas dengan suhu maksimum 37,7 derajat Celcius.

Adem Sari Sparkling memiliki kandungan vitamin C tinggi, jus, dan lemon yang dapat membantu mencegah dehidrasi serta menghalau dampak buruk cuaca ekstrem dan polusi udara.Dok. Adem Sari Adem Sari Sparkling memiliki kandungan vitamin C tinggi, jus, dan lemon yang dapat membantu mencegah dehidrasi serta menghalau dampak buruk cuaca ekstrem dan polusi udara.

Kemudian, diikuti Kota Palu, Sulawesi Tengah, dan kawasan Jawa Tengah dengan suhu maksimum 37,4 derajat Celcius. Selanjutnya, wilayah Kalimantan Selatan dengan suhu maksimum harian mencapai 37,3 derajat Celcius.

Kondisi cuaca ekstrem tersebut bisa menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi yang mengakibatkan mulut dan tenggorokan terasa kering, rasa haus ekstrem, dan kelelahan.

Dikutip dari Mayo Clinic, dehidrasi merupakan kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi. Alhasil, tubuh tidak bisa menjalankan fungsinya secara normal.

Selain dehidrasi, paparan udara panas secara berkesinambungan juga bisa menyebabkan heatstroke, yaitu peningkatan suhu tubuh secara cepat. Kondisi ini bahkan dapat mengancam nyawa.

Gejala heatstroke ditandai dengan peningkatan suhu tubuh mencapai 40 derajat Celsius dalam kurun waktu 10-15 menit. Pada kondisi ini, tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat.

Kemudian, muncul gejala lain, mulai dari kulit kemerahan, napas cepat, jantung berdebar kencang, sakit kepala, mual dan muntah, hingga perubahan perilaku, seperti kebingungan, gelisah, serta mudah tersinggung.

Kondisi cuaca panas yang tengah melanda Indonesia pun diperburuk dengan polusi udara yang terjadi di kota-kota besar. Berdasarkan data indeks kualitas udara dari laman iqair.com pada Selasa (17/10/2023) pukul 16:25 WIB, Kota Palembang, Sumatra Selatan, menjadi kota paling berpolusi dengan skor 204. Posisi kedua ditempati Kota Pekanbaru, Riau, dengan skor 176.

Kemudian, ada Kota Jambi dengan skor 166 dan Kota Bogor, Jawa Barat, dengan skor indeks kualitas udara 153.

Kombinasi antara cuaca panas dan polusi udara tersebut dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia. Salah satu penyebabnya adalah paparan radikal bebas tinggi yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga lebih rentan sakit.

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi salah satu penyakit yang mengalami peningkatan jumlah kasus akibat cuaca panas dan polusi.

Di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), data Kementerian Kesehatan menunjukkan, kasus ISPA non-pneumonia di wilayah tersebut pada 29 Agustus sampai 6 September 2023 mencapai 90.546 kasus. Dari angka tersebut, 55 persen penderita merupakan kelompok usia produktif.

Peningkatan kasus ISPA juga terjadi di Kabupaten Batanghari, Jambi. Sejak September hingga awal Oktober 2023, sebanyak 1.705 orang terpapar ISPA. Penyebabnya adalah kualitas udara tidak sehat, jalan yang berdebu, serta cuaca panas akibat musim kemarau.

Begitu juga di Kota Batam, Kepulauan Riau. Dinas Kesehatan Kota Batam mencatat sebanyak 497 kasus ISPA pada 9 Oktober 2023. Salah satu penyebabnya adalah kabut asap yang terjadi di kawasan tersebut pada September 2023.

Jaga hidrasi tubuh dan asupan vitamin C

Mengingat kondisi tersebut, masyarakat pun diimbau untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari dampak buruk cuaca ekstrem dan polusi udara. Utamanya, bagi masyarakat yang kerap beraktivitas di luar rumah.

Untuk mencegah dehidrasi, Anda disarankan mengonsumsi 8 gelas air putih ukuran 230 ml per hari atau total 2 liter, sebagaimana dilansir dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Rabu (27/7/2022).

Agar tubuh mendapatkan manfaat lebih, konsumsi pula minuman yang mengandung vitamin C tinggi, seperti lemon. Dikutip dari laman keynutrients.com, vitamin C dapat membantu meringankan dampak dehidrasi dengan meningkatkan retensi cairan dan membantu rehidrasi tubuh.

Selain itu, vitamin C juga merupakan antioksidan yang dapat memperkuat imunitas alami tubuh. Dilansir dari laman healthline.com, antioksidan bekerja dengan melindungi sel-sel tubuh dari efek buruk radikal bebas.

Untuk diketahui, saat radikal bebas terakumulasi dalam tubuh dapat meningkatkan kondisi yang dikenal sebagai stres oksidatif. Kondisi ini dapat memicu peningkatan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan kanker.

Dengan konsumsi minuman yang mengandung vitamin C, tak hanya dapat mencegah dehidrasi, kinerja daya tahan tubuh pun dapat diperkuat dalam menghadapi dampak buruk cuaca ekstrem dan polusi.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com