KOMPAS.com - Perawatan pasca-operasi caesar memainkan peran krusial dalam pemulihan ibu setelah melahirkan melalui prosedur ini.
Setelah operasi, ibu akan memasuki tahap pemulihan di ruang pemulihan atau ruang rawat inap, di mana tim medis akan memantau tanda-tanda vital, memberikan perawatan luka sayatan, dan memastikan kenyamanan ibu.
Setelah keluar dari rumah sakit, ibu akan memerlukan perawatan yang cermat dan perhatian ekstra untuk memfasilitasi proses penyembuhan.
Baca juga: 5 Makanan Setelah Operasi Caesar yang Baik Dikonsumsi Ibu Melahirkan
Dilansir dari WebMD, merawat luka sayatan dengan kebersihan yang teliti, mengganti perban sesuai petunjuk medis, dan memonitor tanda-tanda infeksi menjadi langkah awal yang penting.
Selain itu, memastikan ibu mendapatkan istirahat yang cukup dan menghindari aktivitas fisik yang berlebihan dapat membantu tubuh pulih dengan lebih baik.
Tanpa perawatan yang tepat, seorang ibu bisa mengalami komplikasi pasca-caesar.
Artikel ini akan menjelaskan beberapa komplikasi pasca-caesar yang perlu Anda waspadai.
Meskipun operasi ini sering dianggap aman, seperti halnya setiap jenis bedah, operasi caesar juga berpotensi menyebabkan sejumlah komplikasi pada ibu setelahnya.
Dirangkum dari laman Medical News Today, berikut beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada ibu pasca-caesar:
Salah satu risiko umum pasca-operasi caesar adalah infeksi. Meskipun langkah-langkah kebersihan yang ketat diambil selama prosedur, infeksi pada luka sayatan tetap dapat terjadi.
Infeksi dapat menimbulkan gejala seperti kemerahan, pembengkakan, atau keluarnya cairan berwarna dari luka.
Penting untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika ada tanda-tanda infeksi agar dapat diobati dengan cepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Baca juga: Melahirkan Lewat Operasi Caesar Atau Pervaginam, Mana yang Lebih Baik?
Operasi caesar melibatkan sayatan melalui lapisan otot dan jaringan perut, yang dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit atau kesulitan buang air besar.
Selain itu, nyeri pada luka sayatan juga dapat memengaruhi mobilitas dan kenyamanan ibu setelah operasi.
Pengelolaan nyeri dan penyesuaian pola makan dapat membantu mengatasi masalah ini.