Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertolongan Pertama untuk Orang Henti Jantung Mendadak

Kompas.com - 04/10/2024, 10:30 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Henti jantung mendadak bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Jika tidak segera ditolong, korban bisa meninggal. Untuk itu masyarakat perlu mengetahui cara melakukan bantuan hidup dasar (basic life support).

Henti jantung mendadak (sudden cardiact arrest) merupakan kondisi di mana jantung tiba-tiba berhenti berdetak sehingga gagal memompa jantung ke seluruh tubuh. Kondisi ini bisa terjadi kapan pun tanpa peringatan.

Kondisi tersebut bisa membuat korban tidak sadarkan diri dan berhenti bernapas. Gangguan jantung lain yang menyebabkan kondisi serupa adalah serangan jantung.

"Ketika jantung berhenti berdenyut akan menyebabkan otak rusak permanen dalam waktu 3-6 menit. Itu sebabnya korban harus segera ditolong dengan melakukan bantuan hidup dasar dalam 4 menit pertama agar aliran darah berjalan normal kembali," papar dr.A Sari Sri Mumpuni Sp.JP dari RS Pondok Indah Jakarta.

dr.A Sari Sri Mumpuni Sp.JP KOMPAS.com/Lusia Kus Anna dr.A Sari Sri Mumpuni Sp.JP
Setiap 90 detik satu orang meninggal dunia karena henti jantung. Karenanya sangat penting masyarakat memiliki kemampuan melakukan bantuan hidup dasar (BHD).

Langkah pertama adalah mengenali gejala dari henti jantung mendadak, yaitu korban mendadak kolaps atau tidak sadarkan diri, serta tidak merespon.

Baca juga: Seperti Apa Pertolongan Pertama Serangan Jantung di RS?

Dijelaskan oleh dr.Sari, ada beberapa langkah melakukan BHD untuk orang dewasa sesuai dengan panduan American Heart Association.

1. Pastikan diri penolong, pasien, dan lingkungan aman. Ini berarti pasien harus dipindahkan ke tempat yang aman. Posisikan korban dalam telentang.

2. Cek respon pasien. Jika pasien tidak merespon saat dipanggil atau ditepuk, serta tidak bernapas atau napas terengah, pasien diasumsikan mengalami henti jantung. 

"Tetapi jika napas pasien teratur, tidak perlu dilakukan BHD. Saat mengecek respon pasien tidak perlu mengguncang atau menampar-nampar pasien. Coba dipanggil saja lalu dilihat napasnya seperti apa," kata dr.Sari.

3. Panggil bantuan dari orang sekitar untuk menghubungi petugas medis atau nomor darurat lainnya. Namun jangan panik dan meninggalkan korban.

4. Lakukan kompresi dada atau tindakan menekan jantung dengan kuat dan berirama. Berikan kompresi dengan frekuensi 100-120 kali permenit dengan kedalaman 5-6 cm dengan kuat dan cepat dengan menggunakan kedua telapak tangan.

Letakkan telapak tangan yang saling berkaitan di titik tengah tulang dada agak ke kiri. Untuk lebih mudah, tekan di antara kedua puting pada dada korban. Setiap kali selesai menekan, beri kesempatan dinding dada untuk mengembang kembali.

Baca juga: AED sebagai Alat Penting untuk Pertolongan Pertama Henti Jantung

Contoh pemasangan alat AED pada korban henti jantung mendadak.KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Contoh pemasangan alat AED pada korban henti jantung mendadak.

Menurut dr.Sari, kompresi dada harus dilakukan minimal 2 menit. Jika penolong lelah, bisa bergantian dengan orang lain, atau segera gunakan alat AED (automated external defibrilation) sesuai petunjuk pada alat.

"Lakukan BHD sampai pasien memberi respon, misalnya batuk, bergerak, atau mulai bernapas. Jika belum ada respon, terus lakukan sampai tim medis datang atau dipasang AED," paparnya.

Hentikan BHD jika pasien merespon atau ada tanda kematian pada korban, atau jika sudah 30 menit tidak ada tanda-tanda kembalinya sirkulasi darah.

BHD idealnya dilakukan oleh penolong yang sudah terlatih, namun pada situasi kegawatdaruratan, siapa pun diupayakan bisa memberi pertolongan pertama karena setiap detik sangat berharga bagi korban henti jantung mendadak.

"Dengan melakukan BHD sampai korban mendapat bantuan medis, fungsi jantung dan paru dapat diperbaiki, selain itu karena suplai darah ke organ tubuh terpelihara maka fungsi otak dapat dipertahankan," katanya.

Langkah-langkah BHD ini juga bisa diterapkan untuk korban tenggelam.

Baca juga: Apa Perbedaan Gejala Angin Duduk dan Serangan Jantung?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau