Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiat Aman Konsumsi Suplemen Multivitamin

Kompas.com - 15/10/2011, 12:49 WIB

Kompas.com - Dua hasil riset yang diumumkan beberapa hari terakhir ini menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan konsumsi suplemen vitamin. Perlukah kita mengasupnya? Vitamin dan mineral mana saja yang paling beresiko? Bagaimana memilih yang paling aman?

Kebanyakan orang menganggap suplemen multivitamin bagus untuk tubuh. Pihak industri bahkan menyebutnya sebagai "asuransi" untuk mereka yang memiliki pola makan kurang sehat.

Banyak orang tidak menyadari bahwa dalam makanan yang kita asup sudah tersedia cukup vitamin dan mineral. Bahkan makanan dan minuman dalam kemasan, termasuk yang tergolong junk food juga sering diperkaya dengan nutrisi sebagai nilai tambah. Karena itu risikonya untuk menderita kelebihan vitamin menjadi sangat besar jika kita masih menambahnya dengan berbagai suplemen vitamin.

"Hasil-hasil penelitian membuktikan suplemen ternyata tidak seaman yang diklaim oleh industri," kata David Schardt, ahli nutrisi dari Center for Science in the Public Interest.

Awal minggu ini sebuah studi yang melibatkan lebih dari 40.000 wanita lanjut usia menemukan tingginya risiko kematian pada mereka yang mengonsumsi suplemen harian, termasuk multivitamin, asam folat, zat besi, dan tembaga.

Penelitian lainnya menunjukkan, pria yang mengonsumsi vitamin E dosis tinggi, sekitar 400 unit sehari, selama lima tahun beresiko tinggi menderita kanker prostat.

Pada dasarnya belum ada bukti ilmiah yang kuat mengenai khasiat multivitamin dalam menurunkan risiko kanker, penyakit jantung, atau penyakit kronik lainnya.

Selain itu studi yang menunjukkan risiko kesehatan pada orang yang kekurangan vitamin tertentu oleh para pakar dianggap keliru. Memenuhi kekurangan vitamin atau mineral agar mencukupi kebutuhan harian berbeda dengan menambahkan melebihi kadar yang direkomendasikan.

Cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin adalah mengonsumsi makanan yang secara alami mengandung vitamin. "Bahan pangan bukan hanya mengandung vitamin dan mineral, tapi juga serat dan kandungan lain yang menyehatkan," kata Jody Engel, ahli nutrisi.

Bila kita mendapatkan vitamin dari bahan pangan alami, mustahil akan terjadi kelebihan vitamin atau mineral.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau