Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi Aneh di Tubuh Kita

Kompas.com - 06/12/2011, 13:31 WIB

KOMPAS.com - Berbagai sensasi unik sering kita rasakan, seperti ketularan menguap, merinding waktu menyusuri gang yang gelap sendirian, atau pipi menjadi merah karena malu. Apa sebenarnya yang terjadi di tubuh kita, sampai muncul sensasi-sensasi itu? penjelasan yang dikutip dari berbagai sumber ini, semoga bisa memupus rasa penasaran anda.

Alam Mimpi

Asyiknya berdansa berada Johnny Depp, atau serunya berkelahi melawan preman, mengemudikan pesawat di saat darurat, tetap saja tidak mengusik raga kita yang meringkuk di kasur. Pasalnya, semua itu hanya mimpi. Kala Anda memasuki fase tidur REM, di mana mimpi sering terjadi, otak membalik saklar biokimia, sehingga tubuh menghalangi kemampuan otak untuk memerintahkan otot-otot bergerak. Kalau saklar itu tidak membalik, justru bisa celaka karena kita akan tertawa-tawa, berjalan-jalan, atau malah keluar rumah menuntun sepeda sambil tidur.

Airmata

Dari semua spesies di bumi ini, menurut para ahli, hanya manusia yang menangis untuk alasan emosional. Dengan menangis, kita akan merasa lebih baik atau lebih tenang saat sedang marah maupun terlalu gembira. Airmata duka atau bahagia berperan dalam menyampaikan perasaan kita kepada orang lain atau mendapatkan simpati dari orang lain. Koneksi itu membuat kita merasa terlindungi dan terdukung, juga membantu kita dalam membangun hubungan yang lebih erat dan kuat.

Cegukan

Entah dari mana datangnya, cegukan selalu tiba-tiba datangnya dan sulit dihentikan. Kontraksi di area diafragma menyebabkan pity soars mendadak menutup dap melahirkan bunyi "hik!" Yang bisa memicu cegukan di antaranya makan banyak, konsumsi alkohol atau minuman bersoda, stres, serta kegembiraan yang tiba-tiba. Untung cegukan biasanya hanya berlangsung sebentar, meski Guinness Book of World Records mencatat, cegukan terlama dialami Charles Osborne, yakni sekitar 68 tahun. "Hiiikk!"


Deja Vu

Perasaan aneh ini mungkin kerap Anda alami, serasa pernah bertemu seseorang yang baru ditemui, berada di suatu tempat, atau melakukan sesuatu yang sama sebelumnya, meski barangkali Anda belum pernah mengalaminya. Sensasi ini sulit dipelajari karena terjadi secara acak, tanpa tanda-tanda, dan biasanya hanya berlangsung 10-30 detik. Sejumlah teori mengaitkan ini dengan suatu bagian di otak yang memproses memori jangka panjang. Terjadinya penundaan koneksi antara memori dan pengenalan objek atau kejadian bisa menjelaskan tentang deja vu.

Otak Beku

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau