KOMPAS.com - Dalam bukunya “Marital Therapy” Len Sperry & J. Carlson mencatat banyak penemuan terbaru tentang dampak perkawinan terhadap kesehatan fisik. Diteliti juga status kesehatan mereka yang sudah menjadi duda dan janda. Termasuk dampak perceraian terhadap kesehatan, serta kehidupan medis bagi mereka yang menikah ulang (kawin lagi).
Secara umum ditemukan bahwa perkawinan terbukti sebagai benteng perlindungan. Mereka yang menikah umumnya lebih sehat, sebaliknya keretakan perkawinan mempengaruhi imunitas tubuh seseorang.
1. Berdua lebih baik dari sendiri
Pelbagai penelitian menunjukkan bahwa pernikahan mendatangkan efek positif pada kehidupan seseorang.
Di Amerika, para pria yang menikah menduduki tingkat kematian terendah. Pada penelitian yang dilakukan untuk pria berkulit putih, dibandingkan dengan pria menikah maka tingkat perilaku bunuh diri 4x lebih tinggi pada yang menjadi duda, dan 3x lebih tinggi pada pria bercerai.
Penelitian untuk pria berkulit hitam, menunjukkan bahwa dibandingkan dengan pria menikah, kematian karena kanker hati 4x lebih tinggi pada pria bercerai, dan 3x lebih tinggi pada duda.
2. Gangguan pernikahan dan kesejahteraan fisik
a. Orang yang menikah terbukti lebih sedikit melakukan kunjungan ke dokter dibandingkan mereka yang sama sekali tidak pernah menikah.
Orang yang tidak menikah cenderung lebih banyak minum-minuman keras, dan menduduki faktor resiko lebih tinggi terkena penyakit dan mengalami kecelakaan—misalnya, mereka lebih jarang mengenakan sabuk pengaman di mobil—dibandingkan orang yang menikah.
b. Orang yang tidak pernah menikah dilaporkan jauh lebih sering sakit dibandingkan orang yang menikah.